
Pantau - Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Mohammad Nuh menegaskan bahwa program Sekolah Rakyat tidak dirancang sebagai sekolah biasa, melainkan laboratorium untuk pengembangan pendidikan di Indonesia.
"Ininya ini bukan sekolah biasa. Sekolah Rakyat ini akan menjadi laboratorium luar biasa untuk pengembangan dunia pendidikan," ungkapnya.
Keunggulan Sekolah Rakyat dan Standar Layanan
Keberadaan asrama disebut menjadi salah satu keunggulan utama Sekolah Rakyat dibanding sekolah umum karena interaksi dan pembinaan siswa bisa dilakukan lebih intensif.
Mohammad Nuh menekankan bahwa standar layanan Sekolah Rakyat harus lebih tinggi dari standar minimal yang berlaku.
Ia juga menegaskan pentingnya menjaga dua aspek kunci dalam pengembangan pendidikan.
"Dua variabel yang tidak boleh diotak-atik urusan pendidikan itu yaitu akses dan kualitas," ujarnya.
Faktor kualitas, lanjutnya, ditentukan oleh tiga aspek utama, yakni mutu guru, infrastruktur, serta proses pembelajaran.
"Pelatihan para guru seperti yang sampaikan Pak Presiden tadi reskilling, upskilling itu bukan musiman tetapi menjadi satu proses yang terus menerus," tambahnya.
Dukungan Pemerintah dan Perluasan Sekolah
Sistem pendidikan Sekolah Rakyat mengusung konsep multi-entry multi-exit dengan pendekatan Learning Management System (LMS).
Kapasitas guru diproyeksikan terus ditingkatkan melalui pelatihan berkelanjutan dan dukungan dari perguruan tinggi.
"Bisa jadi para guru terbatas. Ya kita ajak dosen - mahasiswa untuk bersama-sama menangani masalah itu. Banyak mereka di perguruan tinggi tertarik untuk ikut serta. Jadi sekolah ini nanti akan menjadi laboratorium yang luar biasa untuk pengembangan dunia pendidikan," jelas Mohammad Nuh.
Program ini juga diproyeksikan menjadi pusat pendidikan sekaligus miniatur pengentasan kemiskinan terpadu dengan memadukan program prioritas pemerintah, mulai dari Cek Kesehatan Gratis (CKG), Makan Bergizi Gratis (MBG), jaminan kesehatan, Koperasi Desa Merah Putih, hingga pembangunan tiga juta unit rumah.
Saat ini tercatat sudah ada 100 Sekolah Rakyat yang beroperasi dan ditargetkan bertambah menjadi 165 sekolah pada tahun ajaran 2025/2026.
Sekolah tersebut diperkirakan menampung 15.895 siswa dengan dukungan 2.407 guru serta 4.442 tenaga pendidik.
Presiden Prabowo juga menyampaikan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan pembangunan tambahan 500 Sekolah Rakyat di wilayah kantong masyarakat tertinggal dan berpenghasilan rendah.
Sekolah Rakyat tidak hanya diperuntukkan bagi keluarga desil 1-2 atau kelompok ekonomi terendah, tetapi juga keluarga desil 3, 4, dan 5 berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
- Penulis :
- Arian Mesa