
Pantau - Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) memperkuat kerja sama karbon biru dengan Jepang melalui mekanisme Joint Crediting Mechanism (JCM) sebagai langkah strategis menekan emisi dan mendukung pembangunan hijau berkelanjutan.
Kerja Sama JCM Sejak 2013
Direktur Jenderal Penataan Ruang Laut KKP RI, Kartika Listriana, menyampaikan bahwa kerja sama JCM Indonesia–Jepang telah berlangsung sejak 2013.
"Kerja sama Indonesia – Jepang melalui JCM tidak hanya mendorong pengurangan emisi namun juga menghadirkan peluang investasi berbasis ekonomi biru yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan," ungkapnya.
Hingga kini terdapat 60 proyek JCM di Indonesia dengan potensi pengurangan emisi sekitar 746 ribu ton CO2e per tahun serta peluang mobilisasi pendanaan iklim hingga 400 juta dolar AS melalui perdagangan karbon.
Dalam talkshow “Joint Crediting Mechanism Outreach for Indonesia” di Jepang, Kartika menegaskan JCM bukan sekadar skema perdagangan karbon, melainkan instrumen percepatan alih teknologi, investasi hijau, serta insentif finansial melalui kredit karbon berintegritas.
Implementasi MRA dan Aset Strategis Karbon Biru
Untuk memperluas kerja sama konservasi mangrove, restorasi pesisir, tata kelola laut berkelanjutan, riset, dan pengembangan SDM, KKP bertemu dengan mitra seperti Sumitomo Corporation dan Sasakawa Peace Foundation (SPF).
Ke depan, Indonesia dan Jepang akan menyiapkan Implementasi Mutual Recognition Arrangement (MRA) untuk sistem kredit karbon, yakni Sertifikat Penurunan Emisi Indonesia (SPEI) dan Joint Crediting Mechanism (JCM) Jepang.
Melalui MRA, kedua negara akan saling mengakui sistem kredit karbon masing-masing, memungkinkan pertukaran kredit karbon tersertifikasi untuk mendukung pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) serta mendorong pasar karbon global.
Kartika menegaskan peran penting Indonesia dalam tata kelola karbon biru melalui percepatan legalisasi dan perencanaan ruang laut untuk karbon biru serta program ekonomi biru di 17 Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT) dan satu lokasi percontohan di Jawa Tengah.
"Yang diharapkan menjadi contoh nyata kolaborasi internasional dalam mendukung ekonomi biru dan pencapaian target iklim global," ucap Kartika.
Langkah tersebut menjadi bukti konkret komitmen KKP yang kini berusia 26 tahun dalam menata ekosistem karbon biru untuk kepentingan nasional dan global.
Menurut Kartika, karbon biru merupakan aset strategis Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim, melindungi ekosistem, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
"Melalui pilot project di Jawa Tengah, Indonesia ingin menunjukkan bahwa tata kelola karbon biru dapat menjadi model yang nyata dan terukur," ujar Kartika.
Inisiatif ini juga akan dibawa sebagai pencapaian penting Indonesia pada COP30 di Belém agar dunia melihat kontribusi nyata Indonesia dalam menjaga laut dan mendukung transisi menuju ekonomi hijau.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan komitmennya menjaga ekosistem karbon biru di perairan Indonesia demi keberlanjutan keanekaragaman hayati laut serta kesejahteraan masyarakat pesisir.
- Penulis :
- Leon Weldrick