billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Lebih dari 3.000 Pelajar di Timika Nikmati Program Makan Bergizi Gratis, Bupati Mimika Usulkan Pola Baru untuk Wilayah Terpen

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Lebih dari 3.000 Pelajar di Timika Nikmati Program Makan Bergizi Gratis, Bupati Mimika Usulkan Pola Baru untuk Wilayah Terpen
Foto: (Sumber: Bupati Mimika Johannes Rettob. ANTARA/Evarianus Supar..)

Pantau - Lebih dari 3.000 pelajar di Kota Timika, Papua Tengah, mulai dari tingkat SD hingga SMA-SMK telah menikmati manfaat dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini dijalankan oleh 14 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Bupati Mimika, Johannes Rettob, menyampaikan bahwa seluruh satuan pendidikan, baik negeri maupun swasta, ikut merasakan manfaat program tersebut.

"Program MBG di Kota Timika saat ini dilayani oleh 14 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Yang mereka layani sudah lebih dari 3.000 siswa yang tersebar di satuan pendidikan mulai dari SD sampai SMA-SMK, baik sekolah negeri maupun swasta," ungkapnya.

Dapur Sehat dan Tantangan di Wilayah Terpencil

Sebanyak 14 SPPG ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN) dan diwajibkan memiliki dapur sehat serta menyediakan menu makanan berkualitas sesuai standar harga dari BGN.

Pemerintah Kabupaten Mimika diminta menyiapkan tiga lokasi dengan luas masing-masing 800 meter persegi untuk pembangunan dapur sehat.

Johannes Rettob menjelaskan bahwa sertifikat lahan untuk pembangunan dapur sehat sudah dikirim ke Jakarta dan akan segera dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan BGN.

MoU tersebut berkaitan dengan peminjaman lahan yang akan dikelola oleh yayasan yang ditunjuk oleh BGN.

Namun, ia menyoroti bahwa pelaksanaan program MBG belum menjangkau sekolah-sekolah di wilayah pinggiran kota, pesisir pantai, dan pegunungan.

Usulan Pola Mandiri dengan Bahan Lokal

Untuk menjawab tantangan tersebut, Johannes Rettob mengusulkan perubahan pola pelaksanaan MBG di wilayah terpencil.

Menurutnya, anggaran MBG sebaiknya langsung diberikan kepada pihak sekolah.

Selanjutnya, sekolah dapat menyiapkan kantin, dan makanan bergizi dapat disiapkan oleh orang tua siswa dengan memanfaatkan bahan pangan lokal seperti ikan, udang, sayur-mayur, dan umbi-umbian.

"Pola ini juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di kampung-kampung wilayah pesisir dan pegunungan," tegasnya.

Ia juga menambahkan, "Saya sudah sampaikan beberapa kali di forum nasional bahwa kalau bisa program MBG di Papua itu langsung dikelola oleh sekolah. Hanya saja, yang menjadi pertanyaan apakah prosedur keuangan BGN membolehkan seperti itu atau tidak."

Pertanyaan atas Efektivitas Gizi

Berdasarkan informasi di Timika, harga makanan per porsi untuk siswa SD dalam program MBG ditetapkan sebesar Rp12.000.

Namun, tingginya harga bahan pokok di Mimika menimbulkan keraguan dari berbagai pihak terhadap efektivitas program tersebut dalam memberikan nilai tambah gizi bagi pelajar.

Penulis :
Ahmad Yusuf