
Pantau - Wakil Menteri Kesehatan, Dr. Benjamin P. Oktavianus, memaparkan arah kebijakan pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 melalui tiga agenda besar transformasi kesehatan, dalam konferensi internasional di Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, pada 15–16 Oktober 2025.
Tiga Pilar Transformasi Kesehatan Nasional
Dalam forum The 2nd International Conference on Safety and Public Health, Benjamin menjelaskan bahwa pemerintah saat ini tengah menjalankan tiga agenda strategis dalam reformasi sistem kesehatan Indonesia.
Pertama, transformasi layanan primer, yang bertujuan memperkuat layanan kesehatan masyarakat melalui perluasan akses ke puskesmas serta peningkatan layanan promotif dan preventif.
Kedua, transformasi layanan rujukan, yaitu membangun sistem rumah sakit yang efisien dan berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia.
Ketiga, transformasi sistem ketahanan kesehatan, yang berfokus pada peningkatan kapasitas dalam menghadapi krisis kesehatan, seperti pandemi dan bencana alam.
“Ke depan, sistem kesehatan Indonesia harus lebih adil, kuat, dan berkelanjutan. Peran bapak dan ibu sekalian, para akademisi dan peneliti, sangat berpengaruh dalam mendukung transformasi ini,” ujarnya dalam pidato kunci.
Benjamin juga menyoroti capaian pemerintah dalam penyediaan layanan pemeriksaan kesehatan gratis, yang telah menjangkau lebih dari 41 juta masyarakat dengan dukungan dari lebih dari 10.000 puskesmas di seluruh Indonesia.
Unhas Dukung Transformasi Lewat Riset dan Inovasi Kebijakan
Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, MSc., menyatakan komitmen penuh Unhas dalam mendukung penguatan sistem kesehatan nasional.
Ia menyebut bahwa Unhas telah membentuk kelompok riset tematik yang fokus pada pengembangan kebijakan dan penelitian di bidang kesehatan masyarakat.
Hasil riset tersebut, lanjutnya, telah menghasilkan sejumlah rekomendasi berbasis data yang siap diterapkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Prof. Jamaluddin juga menekankan perlunya memperluas cakupan riset kesehatan ke sektor maritim, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan.
“Kita adalah negara maritim, tetapi hanya sedikit yang tahu menyelam. Kesehatan masyarakat, terutama bagi mereka yang bekerja sebagai nelayan, sangat penting untuk diperhatikan,” ujarnya.
Ia berharap ada langkah konkret dan berkelanjutan untuk melindungi kesehatan para pekerja laut, yang disebutnya sebagai garda terdepan dalam menjaga sumber daya maritim bangsa.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf