billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menteri HAM Desak Polisi Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Udayana dan Dugaan Bullying

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Menteri HAM Desak Polisi Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Udayana dan Dugaan Bullying
Foto: Menteri Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Natalius Pigai didampingi Rektor Universitas Udayana Prof. I Ketut Sudarsana memberikan keterangan kepada wartawan terkait perkembangan penanganan kasus kematian mahasiswa di Kampus Sudirman, Denpasar, Bali, Jumat 24/10/2025 (sumber: ANTARA/Rolandus Nampu)

Pantau - Menteri Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Natalius Pigai, meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kematian mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana berinisial TAS (22 tahun).

Pertemuan dengan Rektor dan Sorotan Dua Isu Penting

Pernyataan tersebut disampaikan Natalius Pigai saat bertemu dengan Rektor Universitas Udayana, Prof. I Ketut Sudarsana, di Kampus Sudirman, Denpasar, Bali, pada hari Jumat.

"Saya meminta aparat kepolisian harus benar-benar menyelesaikan, baik itu dengan penyelidikan konvensional maupun juga penyelidikan secara saintifik, supaya hasil terakhir, apakah ada hubungan antara peristiwa kematian dan bullying itu ada. Kalau tidak ada, terus apa yang menyebabkan kematian", ungkapnya.

Setelah rapat bersama jajaran Universitas Udayana, Natalius menyebut ada dua hal penting yang dibahas, yaitu kasus kematian TAS dan tindakan yang tidak menunjukkan empati setelah kematian TAS, yang diduga dilakukan oleh mahasiswa Universitas Udayana.

"Saya harus menyampaikan ada dua dua peristiwa. Peristiwa yang pertama adalah terkait dengan kematian almarhum. Peristiwa yang kedua adalah terkait dengan tindakan-tindakan nirempati dan nirsimpati. Di antara kedua ini apakah ada hubungan atau tidak ada hubungan hanya satu, kepolisian yang akan menentukan", ia mengungkapkan.

Penyelidikan Komprehensif dan Koordinasi dengan Kepolisian

Natalius menegaskan bahwa Kementerian HAM telah berkoordinasi dengan kepolisian mengenai penyelidikan yang mencakup metode konvensional, penyelidikan saintifik (scientific investigation), serta pemeriksaan handphone dan laptop milik korban untuk mencari bukti atau petunjuk.

"Mereka (polisi) sudah lakukan pendalaman. Mereka sudah meminta keterangan mengumpulkan bukti-bukti CCTV dan berbagai hal", ujarnya.

Ia menyatakan bahwa setelah penyelidikan selesai, pihak kepolisian akan mengumumkan apakah ada keterkaitan antara kematian TAS dengan tindakan-tindakan lain yang terjadi setelahnya.

Natalius juga mengomentari reaksi publik terhadap kasus tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap korban.

"Apapun yang terjadi di publik, kita menghormati itu sebagai rasa simpati dan empati. Diharapkan dengan adanya ini, tidak ada peristiwa-peristiwa yang akan datang, tidak boleh lagi menimbulkan hal yang serupa", tutupnya.

Penulis :
Leon Weldrick