
Pantau - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa pihaknya terus mengupayakan agar sektor manufaktur mampu menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional dengan mempertahankan tren pertumbuhan di atas rata-rata ekonomi nasional.
Manufaktur Jadi Pengungkit Ekonomi Nasional
Pada kuartal III 2025, sektor manufaktur mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,58 persen secara tahunan (year-on-year), lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,04 persen.
Pada kuartal sebelumnya, yaitu kuartal II 2025, sektor manufaktur juga tumbuh sebesar 5,60 persen (yoy), mengungguli pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 5,12 persen.
"Ini yang kita upayakan, targetnya bahwa pertumbuhan manufaktur itu di atas pertumbuhan ekonomi. Jadi mindset yang harus dikembangkan di Kantor Kemenperin ini yaitu bukan terbalik, bukan pertumbuhan ekonomi mengungkit pertumbuhan manufaktur. Tapi kita harus balik, pertumbuhan manufaktur yang mengungkit pertumbuhan ekonomi," ujar Agus Gumiwang.
Menperin optimistis bahwa pertumbuhan sektor manufaktur pada kuartal selanjutnya dapat melampaui 5,58 persen, dengan kontribusi utama dari industri tekstil, baja, dan alas kaki.
"Semua industri sebetulnya bisa kita upayakan," katanya.
Strategi Industrialisasi dan Kinerja Sub Sektor
Untuk menjaga tren positif ini, Kementerian Perindustrian mengimplementasikan berbagai program, antara lain Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN), peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), pengembangan industri halal, transformasi industri hijau, serta dukungan investasi ekspor dan inovasi teknologi.
Pertumbuhan manufaktur kuartal III 2025 didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor yang signifikan.
Industri makanan dan minuman tumbuh 6,49 persen, didorong oleh produksi crude palm oil (CPO) dan produk turunannya.
Industri logam dasar mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 18,62 persen seiring dengan peningkatan ekspor produk besi dan baja.
Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh 11,65 persen karena meningkatnya produksi bahan kimia untuk pasar domestik maupun ekspor.
Sub sektor industri mesin dan perlengkapan mengalami pertumbuhan 11,74 persen, sementara subsektor jasa reparasi dan pemasangan mesin-peralatan tumbuh sebesar 16,30 persen.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf




