
Pantau - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengambil langkah strategis untuk mendorong hilirisasi kelapa dalam sebagai upaya diversifikasi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekaligus memperkuat fondasi ekonomi berkelanjutan.
Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas'ud, menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari transisi menuju ekonomi hijau dan pengurangan ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
"Penting bagi kita untuk membuka seluas-luasnya investasi untuk pengembangan hilirisasi, salah satunya melalui komoditas kelapa dalam," ungkapnya.
Potensi Besar Kelapa Dalam untuk Ekonomi Berkelanjutan
Rudy Mas'ud menilai kelapa dalam memiliki prospek besar sebagai motor penggerak ekonomi berkelanjutan di masa depan.
Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa dalam terbesar di dunia berkat iklim tropis yang mendukung, namun sebagian besar hasil produksinya masih diekspor dalam bentuk mentah ke negara lain seperti Thailand dan Vietnam.
"Kelapa dalam memiliki potensi hilirisasi yang luar biasa," ujarnya.
Satu pohon kelapa dalam mampu menghasilkan 50 hingga 80 butir kelapa per tahun.
Potensi pendapatan dari penjualan kopra saja dapat mencapai Rp35 juta per hektare per tahun.
Namun, jika masuk ke sektor hilirisasi, potensi pendapatan bisa meningkat drastis hingga mencapai triliunan rupiah secara nasional.
Produk turunan dari kelapa dalam tidak terbatas pada kopra saja, tetapi juga meliputi minyak kelapa, santan kemasan, dan virgin coconut oil (VCO).
Selain itu, bagian lain dari kelapa seperti sabut dan serbuknya dapat diolah menjadi coco fiber dan coco peat, yang memiliki pasar ekspor kuat untuk industri makanan sehat, kosmetik, dan bahan alami.
"Produk-produk turunan ini sangat diminati pasar global untuk industri makanan sehat, kosmetik, dan bahan alami," tegas Rudy.
Pemerintah Siapkan Kemudahan Izin dan Promosi Investasi
Untuk mendukung hilirisasi kelapa dalam, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan mempermudah proses perizinan dan memperkuat promosi investasi secara terintegrasi.
"Kalau bisa dipermudah, mengapa dipersulit. Mari bekerja keras, cepat, dan tepat. Lakukan semuanya dengan ikhlas dan sepenuh hati," ia mengungkapkan.
Rudy menjelaskan bahwa penyederhanaan regulasi akan memangkas birokrasi dan menciptakan iklim investasi yang kondusif, baik bagi investor lokal maupun asing.
Pemerintah juga akan menampilkan data potensi kelapa dalam di Kaltim serta proyek strategis yang bisa dikerjasamakan kepada calon investor.
Dengan strategi ini, Kaltim berharap dapat meningkatkan PAD, menciptakan lapangan kerja baru, menyejahterakan petani kelapa, dan mengurangi eksploitasi sumber daya alam tak terbarukan.
Transformasi ekonomi ini juga diharapkan memperkuat posisi Kaltim sebagai salah satu pilar utama ekonomi hijau di Indonesia.
- Penulis :
- Leon Weldrick








