
Pantau - Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menegaskan pentingnya program transmigrasi dalam menciptakan pusat-pusat ekonomi baru yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Pernyataan ini disampaikannya saat menghadiri Seminar dan Kongres V Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) yang digelar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Kamis, 11 Desember 2025.
Dalam sambutannya, Iftitah menyampaikan bahwa program transmigrasi menjadi solusi atas tantangan bonus demografi dan kebutuhan lapangan kerja di tanah air.
"Bonus demografi dan kebutuhan lapangan kerja menjadi salah satu kendala utama di Indonesia saat ini. Guna mengatasi hal tersebut, program transmigrasi memegang peranan penting untuk memastikan pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif dan berkelanjutan," ungkapnya.
Peran Strategis Akademisi dan Perguruan Tinggi
Iftitah juga menekankan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis sebagai jantung dari desain masa depan pembangunan nasional.
Ia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus diterapkan secara nyata melalui pengabdian kepada masyarakat.
Dalam konteks itu, Iftitah memperkenalkan Program Transmigrasi Patriot sebagai bentuk sinergi antara pemerintah dan kalangan akademisi melalui Tim Ekspedisi Patriot.
Ia juga mengapresiasi kebijakan Golden Ticket dari ITS yang memberikan akses masuk tanpa tes bagi pelajar berprestasi dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
"Kebijakan ini dapat memperkuat akses pendidikan bagi anak-anak dari kawasan transmigran," ia mengungkapkan.
ITS Dukung Penuh Program Transmigrasi Patriot
Rektor ITS Prof. Bambang Pramujati menyatakan bahwa Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan Pulau Jawa untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
"Transmigrasi bukan hanya sekadar memindahkan penduduk, tetapi tentang membangun ekonomi dan peradaban baru," tegas Bambang.
Ia menyampaikan bahwa ITS memberikan dukungan penuh terhadap Program Transmigrasi Patriot dengan mengirimkan 57 Tim Ekspedisi Patriot ke 33 kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia.
Selain itu, ITS membuka peluang kerja sama dalam perencanaan dan pengembangan potensi wilayah transmigran.
Bambang juga menjelaskan bahwa Golden Ticket ITS diberikan kepada pelajar dari 117 sekolah di wilayah 3T yang telah dijangkau oleh Tim Ekspedisi Patriot.
Penerima Golden Ticket tidak diwajibkan mengikuti tes seleksi masuk ITS.
"Harapannya, pendidikan yang diperoleh dapat dibawa pulang dalam rangka turut membangun daerahnya," ujarnya.
- Penulis :
- Arian Mesa






