Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Agam Minta 13 Jembatan Bailey untuk Pulihkan Akses Pascabencana

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Pemerintah Agam Minta 13 Jembatan Bailey untuk Pulihkan Akses Pascabencana
Foto: Bupati Agam Benni Warlis bersama kepala organisasi perangkat daerah meninjau jalan yang putus akibat banjir di Tanjung Mutiara, Agam Kamis 18/12/202 (sumber: Humas Pemkab Agam)

Pantau - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, membutuhkan 13 unit jembatan bailey untuk memulihkan akses transportasi di wilayah yang terdampak banjir bandang, tanah longsor, dan banjir pada akhir November 2025.

Bupati Agam, Benni Warlis, menyatakan bahwa upaya terus dilakukan agar pemasangan jembatan bisa segera direalisasikan sebagai solusi sementara bagi masyarakat terdampak.

"Secara keseluruhan ada 13 jembatan bailey yang perlu dipasang di Kabupaten Agam pascabencana banjir, tanah longsor, dan banjir bandang," ungkapnya.

Pemerintah Daerah Dorong Percepatan Pemasangan Jembatan

Pemerintah Kabupaten Agam telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk mempercepat pengadaan dan pemasangan jembatan tersebut.

"Kita dorong agar jembatan bailey segera dipasang, sehingga akses masyarakat bisa kembali terbuka dan aktivitas ekonomi dapat berjalan normal," ia mengungkapkan.

Kondisi ini juga telah dilaporkan secara langsung oleh Bupati Agam kepada Presiden Prabowo Subianto saat kunjungan kerja ke wilayah Agam.

Harapannya, pemasangan jembatan ini bisa mempercepat pemulihan akses transportasi dan kehidupan warga yang terdampak bencana.

28 Jembatan Rusak, Ratusan Warga Masih Terisolasi

Berdasarkan data yang dihimpun, terdapat 28 unit jembatan yang rusak di Kabupaten Agam akibat bencana, tersebar di lima kecamatan.

Bupati Agam juga telah meninjau langsung kondisi jalan yang putus di Kecamatan Tanjung Mutiara pada Kamis, 18 Desember 2025.

Camat Tanjung Mutiara, Edo Aipa Pratama, menyebutkan bahwa tiga jembatan di wilayahnya hanyut terbawa banjir, yakni Jembatan Ujung Karang I, Jembatan Ujung Karang II, dan Jembatan Bakung.

Akibat hanyutnya jembatan tersebut, masyarakat di Subang-subang masih terisolasi karena akses darat terputus total dan hanya bisa dilalui dengan perahu.

Sekitar 700 kepala keluarga terdampak banjir mengalami kesulitan akses menuju Labuhan dan Subang-subang, yang turut menghambat aktivitas ekonomi dan mobilitas warga.

Penulis :
Arian Mesa