
Pantau - Menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono memperkuat sinergi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk meningkatkan upaya mitigasi terhadap cuaca ekstrem yang berpotensi mengganggu keselamatan dan mobilitas masyarakat.
Penguatan sinergi ini dilakukan sebagai langkah antisipatif dalam menghadapi peningkatan intensitas dan frekuensi fenomena cuaca ekstrem yang diprakirakan terjadi selama masa libur panjang.
Agus Harimurti Yudhoyono menyatakan bahwa pengalaman pemerintah dalam menangani bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat menunjukkan bahwa faktor cuaca menjadi variabel kunci sejak fase tanggap darurat hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Kita sekarang fokus juga untuk memastikan perjalanan masyarakat, sekali lagi di masa Nataru Natal-tahun baru ini, berjalan dengan baik. Oleh karena itu, ada beberapa titik yang tadi kita antisipasi dengan waktu-waktu yang sudah diprediksi sejak hari ini. Mudah-mudahan, ini menjadi langkah-langkah mitigasi yang baik dan bisa diantisipasi oleh semua pemangku kepentingan,” ungkapnya.
Sinergi Berbasis Sains dan Data
Menko IPK menilai bahwa pendekatan kebijakan yang bersifat rutin dan tidak adaptif sudah tidak lagi relevan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan cuaca ekstrem saat ini.
Ia menegaskan pentingnya arahan Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna terkait kewaspadaan nasional terhadap cuaca ekstrem agar dijadikan pijakan strategis dalam setiap kebijakan pembangunan.
“Saatnya sekarang kita benar-benar memahami, sekaligus menjadikan pendekatan geografis dan iklim sebagai mainstream dalam pembangunan ke depan. Ini tidak boleh hanya menjadi jargon, tetapi benar-benar diinkorporasikan dalam pendekatan kebijakan yang lebih saintifik dan berbasis data,” ia mengungkapkan.
Agus juga mengapresiasi kesiapan teknologi dan sistem peringatan dini yang dimiliki BMKG, termasuk teknologi seismic based isolation dan infrastruktur tahan gempa, yang dinilai krusial dalam menjaga keselamatan publik serta keberlanjutan layanan dasar di tengah tingginya mobilitas saat liburan.
“Terima kasih kepada BMKG. Mari sama-sama kita kawal agar Nataru berjalan dengan aman, karena kita mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan bagi semua. Itu yang menjadi esensi pertemuan kami hari ini, dan saya ingin terus memperkuat kolaborasi dengan BMKG,” ujar Agus.
Fenomena Atmosfer Aktif dan Peringatan Dini
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani mengungkapkan bahwa pada periode Natal dan Tahun Baru terdapat sejumlah fenomena atmosfer yang aktif secara bersamaan dan dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.
Fenomena tersebut meliputi Monsun Asia, Madden-Julian Oscillation, gelombang atmosfer, serta La Nina Lemah dan IOD (Indian Ocean Dipole) Negatif.
Kombinasi fenomena-fenomena tersebut diperkirakan dapat meningkatkan curah hujan tinggi, angin kencang, dan gelombang tinggi selama masa liburan.
Sinergi antara Kemenko IPK dan BMKG difokuskan pada penguatan sistem peringatan dini yang berbasis data dan ilmu pengetahuan, serta peningkatan koordinasi lintas pemangku kepentingan untuk menjamin perjalanan masyarakat yang aman, nyaman, dan lancar di seluruh moda transportasi nasional.
- Penulis :
- Gerry Eka







