
Pantau.com - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarief berharap kepada Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK (Pansel Capim KPK) tidak memberikan nama capim KPK kepada Presiden RI Joko Widodo yang memiliki banyak catatan kurang baik.
"Kita sih berharap bahwa yang disampaikan oleh pansel kepada presiden itu adalah yang terbaik di antara yang 20 itu. Jadi ya kita berharap bahwa yang ada catatan-catatannya tidak diserahkan kepada presiden. Kasian presidennya nanti," kata Laode di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/9/2019).
"Jadi kan kita berharap bahwa 10 orang yang diberikan oleh pansel kepada presiden itu adalah yang terbaik," sambungnya.
Baca Juga: Apakah 10 Nama Capim KPK yang Dipilih Pansel Akhiri Polemik?
Sementara di sisi lain, Laode menilai bahwa proses seleksi calon pimpinan KPK kali ini dianggapnya terlalu cepat. Pasalnya ia membandingkan dengan kala menjalani proses yang sama akan tetapi waktu yang dijalani lebih lama.
"Kalau dibandingkan periode saya ini kayanya cepat prosesnya. Jauh lebih cepat. Kami dulu hampir enam bulan. Empat bulan lebih. Ini cepat banget," ungkapnya.
Sementara ketika disinggung pendapatnya mengenai dengan waktu uji kelayakan dan kepatutan capim KPK di DPR dilakukan periode ini atau ke depan, Laode menjawab diplomatis. "Ya, terserah presiden dan DPR. Saya cuma membandingkan kami lebih lama prosesnya dibanding yang sekarang," tandasnya.
Baca Juga: DPR Harap Jokowi Segera Kirim 10 Nama Capim KPK ke Senayan
Untuk diketahui, Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) bakal menyerahkan 10 nama yang disaring dari tes wawancara dan uji publik kepada Presiden Joko Widodo hari ini, Senin.
"Pagi kami rapat. Siang jam 15 rencananya diterima Presiden (jika tidak berubah). Sepuluh nama kami serahkan kepada Presiden dan Presiden yang punya kewenangan untuk mengumumkan," kata anggota Pansel Hendardi.
- Penulis :
- Bagaskara Isdiansyah