
Pantau.com - Sosiolog yang juga dosen Universitas Indonesia, Imam B Prasodjo mengatakan penjarakan fisik untuk mencegah penularan virus korona penyebab COVID-19 perlu lebih banyak disosialisasikan.
"Jaga jarak perlu dilakukan terutama untuk mencegah percikan-percikan yang terjadi saat kita batuk, bersin, bahkan berbicara mengenai tubuh kita," kata Imam saat dihubungi di Jakarta, Kamis (26/03/2020).
Baca juga: Pemerintah: Tak Semua Pembawa Virus Korona Tampak seperti Orang Sakit
Imam mengatakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang akrab sehingga penjarakan fisik untuk mencegah penyebaran COVID-19 menjadi sesuatu hal yang aneh.
Dalam setiap kesempatan, masyarakat Indonesia terbiasa berkumpul dan bersilaturahmi sehingga penularan COVID-19 sangat mudah terjadi
"Penularan COVID-19 tidak hanya bisa terjadi melalui batuk atau bersin saja. Virus korona juga bisa berpindah dari seorang perokok yang mengisap dan mengembuskan asap rokoknya," tuturnya.
Baca juga: Cek Fakta Seruan Gubernur DKI untuk Menghentikan Hubungan Suami Istri
Apalagi, para perokok juga sering bersosialisasi dengan merokok bersama-sama. Hal itu membuat virus korona semakin mudah terjadi.
"Padahal para ahli sudah banyak menyampaikan bahwa merokok meningkatkan risiko tertular virus korona. Seharusnya wabah virus korona ini juga bisa menjadi momentum para perokok untuk berhenti merokok," katanya.
- Penulis :
- Kontributor WIL