Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pendeta Mano: Ada Banyak Kasus HAM Papua yang Mungkin Dibiarkan Negara

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Pendeta Mano: Ada Banyak Kasus HAM Papua yang Mungkin Dibiarkan Negara

Pantau.com - Perwakilan tokoh Papua, Pendeta Hein Carlos Mano, memberikan catatan kepada Komnas HAM yang dinilai belum menyelesaikan persoalan Hak Asasi Manusia (HAM) di Tanah Papua karena terkendala oleh politik dan kekuasaan.

"Pandangan saya terhadap Komnas HAM secara menyeluruh di Indonesia dalam melaksanakan tugas-tugas untuk hak asasi manusia, menurut saya, maksimal cuma tersisa banyak soal kemanusiaan yang tidak terselesaikan. Dari sisi tugas penyelidikan, itu bisa dilakukan, cuma terkadang terkendala oleh politik kekuasaan dan juga negara," kata Pendeta Mano dalam Peluncuran Laporan Tahunan Komnas HAM Tahun 2019, seperti dikutip Pantau.com, Senin (5/10/2020).

Ketua Klasis GKI Port Numbay itu mengungkapkan, banyak pekerjaan rumah untuk Komnas HAM karena persoalan Hak Asasi Manusia yang belum terungkap. Ia juga menyoroti adanya campur tangan kekuasaan dalam persoalan HAM.

Baca juga: Cerita Pendeta Dora Soal Papua: Rakyat Dibunuh, Presiden Tak Bersuara

"Kadang-kadang dalam menyelidiki sesuatu, di antara tim itu ada yang suka 'kemasukan angin', dan 'kemasukan angin' itu menyebabkan kerja tidak maksimal," kata Pendeta Mano.

Khusus tentang Papua, Pendeta Mano juga mengungkapkan ada banyak kasus terkait dengan HAM yang belum diselesaikan sampai tuntas. "Khusus tentang Papua, tadi saya bilang 'masuk angin', ada banyak kasus di Papua tentang Hak Asasi Manusia yang belum digali, yang belum digarap, bahkan mungkin dibiarkan oleh negara," ujarnya.

Pendeta Mano mengatakan, persoalan HAM sangat penting untuk diselesaikan karena jika tidak bisa menimbulkan bom waktu yang kemudian akan menghancurkan kita semua. 

Baca juga: Pendeta Mofu: Warga Papua Tidak Percaya dengan Tim Investigasi Mahfud MD

"Ini secara umum di Papua. Oleh sebab itu, Komnas HAM dalam kinerja di Papua perlu di-support dalam segala hal sehingga mereka betul-betul bekerja secara mandiri, tidak dipengaruhi oleh siapa pun, untuk mengurai semua hak asasi yang ada di Papua."

Ia berpendapat, Komnas HAM telah bekerja dengan baik dan maksimal, namun terkadang ada kekuasan yang mempengaruhi kinerja lembaga tersebut.

"Pandangan saya khusus untuk teman-teman yang bekerja dengan baik dan maksimal, cuma kadang-kadang ada kekuasaan ada mayoritas ada lain-lain, ini terpengaruh," pungkasnya.

Penulis :
Noor Pratiwi