
Pantau.com - Ketua Sinode AM GKI Papua Pendeta Andrikus Mofu mengungkapkan dirinya yakin bahwa masyarakat Papua tidak percaya dengan tim investigasi yang dibentuk Menko Polhukam Mahfud MD terkait kasus penembakan Pendeta Yeremia di Intan Jaya.
"Saya hari ini yakin bahwa masyarakat Papua pasti tidak yakin oleh tim investigasi yang dibentuk oleh Menko Polhukam dapat mengungkapkan secara adil dan baik transparan dan jujur," kata Mofu, seperti dikutip Pantau.com, Jumat (2/10/2020).
Pernyataan itu disampaikan dalam diskusi publik yang diadakan oleh Amnesty International Indonesia dengan judul "Mengulas Tim Investigasi Independen Penembakan Hitadipa".
Baca juga: Yan Mandenas: Setiap Insiden di Papua, Pemerintah Pusat Seperti Tutup Mata
Pendeta Mofu melihat, sejumlah masalah yang ada di bumi Papua tidak pernah diungkapkan ke publik secara terbuka oleh pemerintah. Oleh karena itu, ia tidak yakin dengan tim investigasi bentukan Mahfud MD.
"Hari ini saya pastikan, bahwa bukan hanya masyarakat, kami juga sebagai Gereja, kami sangat tidak yakin bahwa apa yang dialami dan kasus yang baru saja terjadi dengan kematian pendeta Yeremia bisa diungkap secara transparan," terangnya.
Pendeta Mofu juga mengungkapkan, nama-nama di dalam tim investigasi yang terdiri dari 30 orang, harus dipastikan siapa saja yang terlibat. "Kalau ini sudah dimonopoli baik oleh aparat pemerintah dan juga TNI-Polri, saya tidak yakin, sangat-sangat tidak yakin. Ini sekali lagi tidak akan pernah menyelesaikan masalah," katanya.
Pendeta Mofu menyampaikan, harus ada kemauan dari pemerintah pusat untuk menyelesaikan setiap konflik yang ada di Papua dari akarnya. "Kita tidak hanya melihat pada kasus kematian Pendeta Yeremia. Bagi saya pendekatan kasus Pendeta Yeremia bukan pertama dan tidak mungkin yang terakhir. Tidak mungkin yang terakhir, saya memberi kutip ya. Tidak akan menjadi yang terakhir."
"Sebagai pimpinan geraja saya perlu menyampaikan kami hadir bersama dengan umat. Gereja secara keseluruhan, lembaga-lembaga keagamaan, kami hadir bersama dengan umat, karena itu setiap persoalan yang dihadapi oleh masyakat di Papua, sekecil apapun kami tahu," pungkas Mofu.
Baca juga: Pemerintah Janji Usut Tuntas Penembakan Pendeta Yeremia di Papua
Seperti diketahui, pada tanggal 19 September 2020, pendeta Yeremia Zanambani (68) ditembak di Kampung Bomba, Distrik Hitadipta, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Komunitas gereja di Papua yang berkomunikasi langsung dengan pihak keluarga, kelompok masyarakat sipil dan pihak keluarga sendiri menyebut penembakan itu dilakukan oleh aparat TNI.
Namun, Kepolisian Daerah Papua mengatakan penembakan tersebut dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang ingin memancing perhatian global menjelang sidang umum PBB akhir September.
- Penulis :
- Noor Pratiwi