
Pantau-I Gusti Ngurah Rai, nama yang melekat erat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, adalah salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Pulau Dewata, Bali. Ia dikenal sebagai seorang pejuang gagah berani yang memimpin perlawanan rakyat Bali melawan pasukan Belanda pada masa revolusi fisik.
Seperti dilansir berbagai sumber, Minggu (10/11/2024), ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 9 Agustus 1975 oleh pemerintah Indonesia, I Gusti Ngurah Rai tetap dikenang sebagai simbol keberanian dan ketangguhan Bali dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
I Gusti Ngurah Rai dan Perjuangannya
Lahir di Desa Carangsari, Kabupaten Badung, Bali, pada 30 Januari 1917, I Gusti Ngurah Rai tumbuh sebagai pemuda yang penuh semangat dan cinta tanah air. Semasa mudanya, Ngurah Rai menempuh pendidikan di sekolah militer KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger) di Jawa dan kemudian dilanjutkan ke Akademi Militer di Magelang. Pendidikan militernya yang formal dan mendalam ini membekali Ngurah Rai dengan taktik dan strategi perang yang kelak ia terapkan dalam perjuangannya.
Perjuangan Ngurah Rai mencapai puncaknya dalam Pertempuran Puputan Margarana yang heroik pada 20 November 1946. Di bawah komandonya, pasukan rakyat Bali yang tergabung dalam Ciung Wanara bersatu melawan serbuan Belanda yang ingin merebut kembali kekuasaan atas Indonesia setelah kemerdekaan. Meskipun pertempuran ini berakhir dengan gugurnya Ngurah Rai dan seluruh pasukannya, keberanian mereka melawan kekuatan yang jauh lebih besar menjadi inspirasi perlawanan rakyat Bali dan Indonesia.
Baca juga: H. Agus Salim: Sang Diplomat Cerdas yang Berjuang dengan Kata dan Pena
Puputan Margarana dikenal sebagai simbol "pertempuran habis-habisan" yang penuh semangat pengorbanan. "Puputan" berarti "pertempuran sampai mati" dalam bahasa Bali, menunjukkan tekad para pejuang untuk lebih memilih gugur daripada kembali dijajah. Ngurah Rai dan pasukannya bertempur hingga titik darah penghabisan tanpa gentar, memperlihatkan dedikasi dan kecintaan mereka terhadap bangsa.
Pengakuan sebagai Pahlawan Nasional
I Gusti Ngurah Rai diangkat sebagai pahlawan nasional pada tanggal 9 Agustus 1975, hampir tiga dekade setelah gugurnya dalam pertempuran heroik tersebut. Penetapan ini merupakan bentuk penghargaan atas jasa-jasanya yang luar biasa dalam mempertahankan kemerdekaan dan martabat bangsa. Hingga kini, nama Ngurah Rai menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Bali dan Indonesia pada umumnya.
Warisan yang Terus Hidup
Warisan perjuangan Ngurah Rai tidak hanya hidup dalam ingatan masyarakat Bali, tetapi juga terwujud dalam berbagai penghargaan dan bentuk penghormatan. Nama I Gusti Ngurah Rai diabadikan sebagai nama bandara internasional Bali, simbol peran pentingnya dalam sejarah Indonesia dan pengingat akan semangat perjuangan yang ia tinggalkan.
Setiap tahunnya, peringatan Puputan Margarana diadakan untuk mengenang pengorbanannya dan menanamkan semangat nasionalisme pada generasi muda.
Sebagai salah satu pahlawan nasional yang berasal dari Bali, I Gusti Ngurah Rai menunjukkan bahwa perjuangan demi kemerdekaan dan keadilan bukan hanya milik sebagian rakyat Indonesia, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh elemen bangsa.
Ketangguhan dan pengorbanan Ngurah Rai dalam Pertempuran Puputan Margarana menjadi cerita abadi yang akan terus menginspirasi Indonesia.
- Penulis :
- Wira Kusuma