
Pantau - Indonesia dan Maladewa sepakat menghidupkan kembali hubungan bilateral melalui kerja sama di bidang kesehatan publik dan dukungan satu sama lain di forum internasional.
Kesepakatan ini tercapai dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, dan Menteri Luar Negeri Maladewa, Abdulla Khaleel, yang berlangsung di sela Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, Amerika Serikat, pada Jumat, 26 September 2025.
"Indonesia dan Maladewa berkomitmen menghidupkan kembali hubungan bilateral. Melalui kerja sama kesehatan publik dan dukungan di forum internasional, kita memperkuat persahabatan sekaligus berkontribusi pada kepentingan bersama," ungkap Sugiono.
Fokus pada Kesehatan Publik dan Dukungan Global
Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri menegaskan komitmen untuk memperluas kerja sama di berbagai bidang, khususnya kesehatan publik.
Keduanya menekankan pentingnya peningkatan kapasitas layanan kesehatan masyarakat sebagai salah satu prioritas utama kerja sama.
Pertukaran pengalaman teknis antara kedua negara juga dianggap krusial, termasuk dalam pengembangan program jaminan kesehatan nasional.
Sugiono dan Khaleel juga menjajaki bentuk kerja sama lainnya, seperti dukungan timbal balik dalam pencalonan masing-masing negara di berbagai organisasi internasional.
Langkah ini disebut sebagai wujud solidaritas dan komitmen kedua negara dalam memperjuangkan kepentingan global yang inklusif.
Hubungan Diplomatik Sejak 1974 dan Potensi Kerja Sama Lebih Luas
Hubungan diplomatik Indonesia dan Maladewa telah terjalin sejak tahun 1974, meskipun kedua negara belum memiliki kedutaan besar di masing-masing wilayah.
Selama ini, urusan diplomatik Indonesia di Maladewa diakreditasi melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Colombo, Sri Lanka.
Sementara itu, Maladewa juga belum membuka perwakilan diplomatik permanen di Indonesia.
Kedekatan geografis dan kesamaan sebagai negara kepulauan menjadi landasan penting dalam mempererat hubungan bilateral kedua negara.
Selain sektor kesehatan, kerja sama di bidang pariwisata dan pembangunan berkelanjutan turut menjadi faktor pendorong utama dalam memperkuat kolaborasi jangka panjang.
- Penulis :
- Aditya Yohan