Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Dear Juventini, Kenali Kelebihan dan Kekurangan Sarri-Ball

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Dear Juventini, Kenali Kelebihan dan Kekurangan Sarri-Ball

Pantau.com - Nama-nama seperti Mauricio Pochettino dan Pep Guardiola ramai diberitakan menjadi salah satu calon pelatih Juventus. Namun, sebagian besar media Italia mencoba dengan sabar mencium keputusan Maurizio Sarri meninggalkan Chelsea, praktis ini adalah kode kalau Sarri bakal melatih klub juara bertahan Serie A.

Pada hari Minggu 16 Juni 2019, Juventus resmi memperkenalkan Sarri sebagai pengganti kursi kosong dari Massimiliano Allegri. Alhasil pelatih berusia 60 tahun itu meninggalkan Chelsea setelah satu musim di tanah Inggris dengan mengantarkan The Blues juara Liga Europa. Sarri menandatangani kontrak tiga tahun bersama Juve. Kabarnya ia digaji sekira 6 juta Euro.

Memang penunjukkan Sarri mengundang tanda tanya besar dari para Juventini -sebutan pendukung Juventus. Di mana ia pernah melatih Napoli dan bersaing ketat dengan Juventus dalam perebutan Scudetto dua musim lalu. Tak hanya itu, pria kelahiran Naples itu pernah mengacungkan jari tengah ke pendukung Si Nyonya Tua.  

Baca Juga: Maurizio Sarri Resmi Latih Juventus

Di balik tanda tanya itu, ada jawaban yang begitu relevan dalam hal penunjukkan Sarri. Adalah filosofi Sarri-Ball yang dinilai cocok untuk Juventus. Maklum saja, musim lalu, Allegri gagal membangun tim yang diisi Cristiano Ronaldo dan Paulo Dybala untuk tampil atraktif.  

So, bagaimana sistem dan filosofi seorang Sarri ini mampu mengubah wajah Juventus? tentu sebaiknya Sobat Pantau.com mengenal apa itu Sarri-Ball.

Sarri-ball biasanya dikenal Sarrismo adalah sebuah filosofi permainan yang dikembangkan oleh Maurizio Sarri. Berbeda dengan kebanyakan pelatih sepakbola Italia lainnya macam Marcelo Lippi, Antonio Conte, hingga Massimiliano Allegri yang kental dengan Catenaccio.

Sarri merupakan sosok pelatih yang doyan dengan sepakbola menyerang atau attacking football. Bermain dengan pergerakan yang dinamis, terlihat atraktif di lapangan hijau. Apa yang dikembangkan Sarri ini mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan seperti pelatih dan pemain. Salah satunya dari Arrigo Sacchi

"Gaya bermain yang dikembangkan Sarri adalah hal penting yang terlihat di Italia dalam 20 tahun terakhir," ujar Sacchi seperti dikutip dari Football Italia.

Secara umum Sarri-Ball merupakan konsep memainkan sepakbola menyerang. Tidak hanya menyerang, penerapannya di atas lapangan lebih cepat dan menarik untuk di lihat, Dasar permainannya menggunakan 4-3-3 dengan menempatkan deep lying playmaker berperan vital di tengah, formasi itu bisa bertransformasi menjadi 4-5-1.  

Grafiti Sarri. (Foto: elartedf)

Sepakbola menyerang ala Tiki Taka

Sepintas memang konsep Sarri-Ball terlihat seperti permainan yang dikembangkan oleh Pep Guardiola di Barcelona yakni tiki taka. Bedanya, dari sisi aliran bola, pria asal Italia itu cenderung lebih vertikal, sehingga bola lebih cepat sampai ke lini depan.

Karena itu beberapa kalangan menyebut Sarri-Ball adalah gaya vertical tiki taka.     

High pressing

Dalam bertahan, Sarri kerap menggunakan sistem high pressing dengan membuat garis bertahan yang sangat tinggi.

Kala bertahan, pemain depan memiliki tugas untuk mengganggu lawan dalam membangun serangan.

Pola high pressing Sarri-Ball. (Foto: Totalfootball)

Selain itu, pola ini saat kehilangan bola membuat lini tengah lebih rapat, ini membuat lawan bermain lebih lebar, bahkan ruang lawan lebih sempit. Kunci dari Sarri-Ball yakni mengusung pemahaman antar lini.

Sebagai contoh skenario lainnya, fullback kanan dan kiri saling bergantian melakukan serangan. Ketika sisi kanan menyerang, bagian kiri akan tetap di posisinya untuk bertahan begitu juga sebaliknya.

Sarri memang menyukai permainan simple yang mengandalkan umpan-umpan pendek. Dari catatan statistik di Chelsea, terlihat The Blues tidak sering melakukan dribble, permainan lebih didominasi passing pendek (88 persen) dan sesekali melakukan long ball (19 persen) untuk memindahkan bola di sisi yang terbuka.

Di Juventus, tidak menutup kemungkinan Sarri bakal mengandalkan Miralem Pjanic sebagai metronom alias penghubung dari lini belakang ke lini tengah. Di mana ia memiliki keunggulan dalam hal first time dan juga passing di atas rata-rata.

Pola bangunan serangan Sarri-Ball. (Foto: Totalfootball)

Selain lini tengah, di sektor pertahanan juga menjadi perhatian mantan arsitek Napoli tersebut. Ia lebih suka dengan bek bertipe ball playing defender seperti Leonardo Bonucci yang bisa memback-up gelandang tengah yang dikunci pemain lawan.

Sarri ketika memberikan instruksi ke pemain. (Foto: Reuters)

Kelemahan Sarii-Ball

Di dalam dunia sepakbola tak ada sistem atau pola permainan yang sempurna. Dalam hal ini Sarri-Ball juga memiliki kelemahan dalam mengantisipasi serangan balik cepat lawan. Karena itu, kesempurnaan dalam passing dan juga kedisiplinan mengcover area bertahan menjadi kunci penting.

Kelemahan lainnya dari Sarri-Ball yakni tak ada plan B. Maklum saja sistem permainan yang diusung menjanjikan permainan menyerang yang kuat dan atraktif. Namun, kurangnya variasi membuat lawan mudah membacanya. Tak ayal pemain depan dituntut lebih kreatif membongkar pertahanan lawan yang biasanya menumpuk pemain di area pertahanan.

Lepas dari kelebihan dan kekurangannya, Sarri-Ball menjadi salah satu konsep permainan yang disukai banyak orang karena menyuguhkan permainan terbuka dan menghibur penonton.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta