
Pantau - CDI atau Capacitor Discharge Ignition merupakan komponen penting dalam sistem pengapian motor. Komponen ini berfungsi untuk menghasilkan percikan api yang dibutuhkan mesin agar bisa menyala dengan optimal.
Dikutip dari laman resmi Suzuki, Jumat (21/3/2025), setiap pengendara motor harus memahami cara kerja sistem pengapian kendaraannya.
Dengan begitu, jika terjadi kerusakan, mereka bisa tahu komponen mana yang perlu diperbaiki. CDI bekerja dengan cara menyimpan dan mengalirkan arus listrik tegangan tinggi ke ignition coil.
Proses ini menghasilkan percikan api pada busi untuk membakar bahan bakar dan menyalakan mesin motor. CDI memiliki bentuk yang kompak, cocok untuk sepeda motor yang ruang mesinnya terbatas.
Komponen ini mengatur waktu keluarnya percikan api sesuai dengan tekanan yang dihasilkan oleh piston. Fungsi utama CDI bukan hanya untuk menyalakan kendaraan, tetapi juga menjaga laju motor agar tetap stabil.
Baca juga: Mengenal Filter Udara Motor: Komponen Vital untuk Mesin
Dengan pembakaran yang efisien, mesin akan menghasilkan panas yang mengoptimalkan kinerja motor.
Ada dua jenis CDI yang umum digunakan, yaitu CDI AC dan CDI DC, yang memiliki perbedaan dalam cara kerja dan komponen yang digunakan.
Pada sistem CDI AC, arus listrik berasal dari spul atau alternator yang mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah. Proses ini melibatkan dioda sebelum arus mencapai kapasitor.
Berbeda dengan CDI AC, CDI DC menggunakan kiprok untuk menghasilkan arus searah tanpa memerlukan dioda. Sistem ini lebih sederhana namun tetap efektif.
Perbedaan utama antara CDI dan sistem pengapian biasa adalah tegangan tinggi yang dihasilkan CDI, serta daya tahannya yang lebih lama tanpa komponen yang mudah aus atau terbakar.
Baca juga: 5 Penyebab Kiprok Motor Rusak, Komponen yang Sering Buat Mogok!
Sistem CDI juga berperan penting dalam mengatur konsumsi bahan bakar kendaraan. Kerusakan pada CDI dapat menyebabkan pemborosan bahan bakar yang berlebihan.
Cara kerja CDI pada motor dimulai saat kontak diubah ke posisi On, mengalirkan arus baterai ke konverter yang meningkatkan tegangan hingga 300 volt.
Arus ini disimpan pada kapasitor sebelum akhirnya dilepaskan untuk mengaktifkan ignition coil.
Proses selanjutnya melibatkan pengiriman sinyal PWM yang disesuaikan dengan RPM mesin. Arus kapasitor kemudian dialihkan ke SCR, memicu terjadinya percikan api di busi, dan mesin pun menyala.
- Penulis :
- Sofian Faiq