Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Ramadhan

Nangis Tak Batalkan Puasa tapi Kurangi Pahala, Begini Penjelasannya

Oleh Sofian Faiq
SHARE   :

Nangis Tak Batalkan Puasa tapi Kurangi Pahala, Begini Penjelasannya
Foto: ilustrasi menangis - freepik

Pantau - Menangis merupakan respons fisik yang terjadi pada diri manusia karena kondisi tertentu seperti bahagia, sedih, ataupun kecewa. Bahkan saat sedang kesakitan kita bisa saja menangis.

Mengutip dari buku Tuntunan Amaliah Ramadhan milik Muhammad Wardah, ketika seseorang berpuasa lalu menangis maka puasanya tidak batal. Jadi, ibadah puasa yang dilakukannya tetap sah dan tidak batal hanya karena menangis.

Bagaimanapun kondisinya, menangis tidak membatalkan puasa. Bahkan terdapat kondisi yang dianjurkan menangis, seperti merenungi dosa, kesalahan, berdoa, saat membaca Al-Qur'an, atau melakukan ibadah lainnya.

Puasa akan tetap sah asalkan tidak ada tindakan yang sengaja membatalkannya, seperti makan, minum, atau melakukan hubungan intim dari fajar hingga matahari terbenam.

Kendati demikian, ada satu kondisi yang harus dihindari yakni menangis meraung-raung atau berlebihan.

Sebagaimana diketahui, Berdasarkan keterangan pada sumber di atas, menangis bisa mengurangi pahala puasa apabila dalam kondisi marah. Penyebab kemarahan karena tersulut emosi menjadi faktor berkurangnya pahala puasa.

Berkurangnya pahala puasa bukan karena menangis, namun disebabkan amarah yang muncul hingga berujung perbuatan munkar. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW dijelaskan bahwa:

"Barang siapa yang tidak dapat meninggalkan perkataan kotor dan dusta selama berpuasa, maka Allah SWT tidak berhajat kepada puasanya." (HR. Bukhari).

"Puasa itu perisai, maka janganlah berkata yang kotor dan berbuat bodoh. Dan apabila ada seseorang yang mencaci atau mengajak bertengkar maka hendaklah ia berkata 'sesungguhnya aku sedang berpuasa'." (HR. Bukhari Muslim) Wallahu'alam.

Jika ingin meraih kesempurnaan ibadah puasa, maka dianjurkan untuk mengontrol emosi dan amarah sehingga tidak menghabiskan waktu dalam kesia-siaan.

Menurut beberapa sumber, menangis saat berpuasa bahkan dapat meningkatkan keikhlasan dan intensitas ibadah. Namun, penting untuk memperhatikan alasan di balik tangisan tersebut.

Tapi, jika menangis disebabkan oleh rasa syukur, takut kepada Allah, atau penyesalan atas dosa-dosa yang dilakukan, maka hal ini dapat meningkatkan keikhlasan dan mendekatkan diri kepada Allah.

Namun, jika menangis disebabkan oleh hal-hal yang tidak bermanfaat atau tidak relevan dengan ibadah, seperti kesedihan yang tidak berkaitan dengan ibadah atau keinginan untuk menarik perhatian orang lain, maka perlu dihindari.

Hal yang penting adalah menjaga niat yang ikhlas dan menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan ketaqwaan. Dalam Islam, pahala puasa tidak hanya ditentukan oleh menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga oleh peningkatan spiritualitas dan ketaqwaan.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga niat yang ikhlas, menjauhi hal-hal yang dapat merusak pahala puasa, dan berusaha meningkatkan ibadah secara keseluruhan.

Penulis :
Sofian Faiq
Editor :
Sofian Faiq