
Pantau - Anggota Komisi III DPR RI dari fraksi PDIP, Arteria Dahlan tampak bungkam dalam rapat lanjutan Komisi III bersama Komite Nasional Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Arteria Dahlan sempat menjadi sorotan publik, karena menjadi salah satu sosok legislator yang kerap berdebat sengit dalam rapat-rapat sebelumnya.
Namun, dalam rapat yang turut dihadiri Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Selasa (11/4/2023). Arteria Dahlan tampak tidak bicara sepatah kata pun.
Meski hadir secara langsung dalam rapat tersebut, Arteria tampak tidak menggunakan kesempatan untuk bertanya atau mendalami paparan dari Menko Polhukam Mahfud MD dan Sri Mulyani perihal transaksi janggal Rp349 triliun.
Baca Juga: Rapat Komisi III DPR Bersama Mahfud MD cs Berakhir Antiklimaks
Sebelumnya, Arteria sempat terlibat debat sengit dengan Mahfud MD dalam rapat yang berlangsung pada Rabu (29/3/2023) lalu. Kala itu, ia mengaku kesal dibenturkan dengan Kepala BIN, Budi Gunawan.
Hal ini bermula ketika Mahfud menyindir pernyataan Arteria mengenai pemberian data oleh Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana kepada dirinya. Arteria berpendapat, hal itu melanggar aturan dalam Undang-Undang.
Namun, Mahfud membantah hal tersebut. Ia mengatakan, Kepala BIN kerap memberikan informasi intelijen kepada dirinya dan hal itu tidak masalah karena tidak dilarang dalam Undang-Undang.
"Coba saudara bilang pada Pak Budi Gunawan, Pak Budi Gunawan menurut UU, BIN bisa diancam 10 tahun, menurut Pasal 44. Kan persis yang saudara baca kepada saya," tantang Mahfud.
Baca Juga: Rapat dengan PPATK Jadi Ajang Interogasi, Begini Penjelasan Sahroni
Menanggapi pernyataan tersebut, Arteria merasa tersinggung. Ia menganggap kerja kerasnya merintis karir sebagai wakil rakyat dari bawah tak sepantasnya dibenturkan dengan pejabat tinggi intelijen.
"Saya karir dari kecil Prof, saya tidak pernah pakai fasilitas apa-apa, tiba-tiba Prof mencoba membenturkan saya dengan yang amat saya hormati Pak Budi Gunawan," ujar Arteria.
Politisi PDIP itu menyayangkan pernyataan Mahfud MD, terlebih ia sangat menghormati Mahfud dan menganggap sebagai orang tua dan gurunya.
"Saya hormati Prof orang tua dan guru saya. Akhirnya saya putuskan itu dulu, betul Pak. Prof membunuh anak-anak yang Prof didik sendiri kalau begini caranya Prof," imbuhnya.
Arteria Dahlan sempat menjadi sorotan publik, karena menjadi salah satu sosok legislator yang kerap berdebat sengit dalam rapat-rapat sebelumnya.
Namun, dalam rapat yang turut dihadiri Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Selasa (11/4/2023). Arteria Dahlan tampak tidak bicara sepatah kata pun.
Meski hadir secara langsung dalam rapat tersebut, Arteria tampak tidak menggunakan kesempatan untuk bertanya atau mendalami paparan dari Menko Polhukam Mahfud MD dan Sri Mulyani perihal transaksi janggal Rp349 triliun.
Baca Juga: Rapat Komisi III DPR Bersama Mahfud MD cs Berakhir Antiklimaks
Sebelumnya, Arteria sempat terlibat debat sengit dengan Mahfud MD dalam rapat yang berlangsung pada Rabu (29/3/2023) lalu. Kala itu, ia mengaku kesal dibenturkan dengan Kepala BIN, Budi Gunawan.
Hal ini bermula ketika Mahfud menyindir pernyataan Arteria mengenai pemberian data oleh Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana kepada dirinya. Arteria berpendapat, hal itu melanggar aturan dalam Undang-Undang.
Namun, Mahfud membantah hal tersebut. Ia mengatakan, Kepala BIN kerap memberikan informasi intelijen kepada dirinya dan hal itu tidak masalah karena tidak dilarang dalam Undang-Undang.
"Coba saudara bilang pada Pak Budi Gunawan, Pak Budi Gunawan menurut UU, BIN bisa diancam 10 tahun, menurut Pasal 44. Kan persis yang saudara baca kepada saya," tantang Mahfud.
Baca Juga: Rapat dengan PPATK Jadi Ajang Interogasi, Begini Penjelasan Sahroni
Menanggapi pernyataan tersebut, Arteria merasa tersinggung. Ia menganggap kerja kerasnya merintis karir sebagai wakil rakyat dari bawah tak sepantasnya dibenturkan dengan pejabat tinggi intelijen.
"Saya karir dari kecil Prof, saya tidak pernah pakai fasilitas apa-apa, tiba-tiba Prof mencoba membenturkan saya dengan yang amat saya hormati Pak Budi Gunawan," ujar Arteria.
Politisi PDIP itu menyayangkan pernyataan Mahfud MD, terlebih ia sangat menghormati Mahfud dan menganggap sebagai orang tua dan gurunya.
"Saya hormati Prof orang tua dan guru saya. Akhirnya saya putuskan itu dulu, betul Pak. Prof membunuh anak-anak yang Prof didik sendiri kalau begini caranya Prof," imbuhnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas