Pantau Flash
HOME  ⁄  Politik

Partisipasi Pemilih Rendah di Pilkada Jakarta, Apa Penyebabnya?

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

Partisipasi Pemilih Rendah di Pilkada Jakarta, Apa Penyebabnya?
Foto: Suasana penghitungan suara Pilkada DKI Jakarta di TPS 021 Kelurahan Sungai Bambu, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (27/11/2024). (ANTARA/Ardianus M.)

Pantau - Partisipasi pemilih dalam Pilkada Jakarta 2024 hanya mencapai 57,2 persen berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) Parameter Politik Indonesia (IPI). Angka ini dinilai sangat rendah oleh sejumlah pengamat politik, termasuk Adi Prayitno, yang menyebut beberapa faktor di balik rendahnya antusiasme warga Jakarta untuk memilih.

Jenuh Setelah Pemilu Nasional
Adi Prayitno menilai rendahnya partisipasi disebabkan kejenuhan masyarakat yang baru saja mengikuti Pemilu Presiden, Wakil Presiden, dan anggota legislatif beberapa bulan sebelumnya. Waktu yang terlalu singkat antara pemilu nasional dan pilkada dianggap tidak cukup untuk memobilisasi kembali semangat warga Jakarta.

"Masyarakat mungkin merasa sudah cukup berpartisipasi dalam Pemilu Nasional. Jadinya, pilkada tidak lagi menjadi prioritas," jelas Adi.

Baca Juga:
Pakar: Pendidikan Politik Tingkatkan Kesadaran Pemilih dan Partisipasi Pilkada
 

Minimnya Waktu Kampanye
Selain itu, durasi kampanye yang singkat dinilai tidak memberikan ruang cukup bagi para kandidat untuk menjangkau pemilih. Kandidat dinilai kesulitan menyampaikan program-program unggulan mereka sehingga banyak warga yang merasa tidak terinformasi dengan baik.

Kekecewaan terhadap Penyelesaian Masalah Fundamental
Jakarta yang sering menghadapi isu klasik seperti banjir, kemacetan, dan keterbatasan akses pekerjaan juga turut memengaruhi antusiasme warga. Adi menyebut kegagalan pemerintah daerah sebelumnya dalam menangani masalah ini membuat warga merasa skeptis terhadap perubahan yang bisa dihasilkan oleh pemimpin baru.

Kinerja Penyelenggara Pilkada Dipertanyakan
Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta juga menjadi sorotan. Menurut Adi, sosialisasi terkait Pilkada dinilai tidak maksimal meskipun anggaran besar telah digelontorkan."Sosialisasi sering hanya berupa seminar-seminar tanpa pendekatan langsung ke masyarakat," kritik Adi.

Tingkat Partisipasi Terendah di Beberapa TPS
Beberapa TPS di Jakarta mencatat tingkat partisipasi sangat rendah. Di TPS 023 Petojo Selatan, misalnya, dari total 586 pemilih hanya 93 orang yang hadir, atau sekitar 15,87 persen. Data ini mencerminkan lemahnya daya tarik Pilkada di mata sebagian besar masyarakat Jakarta.

Legitimasi Pemenang Dipertanyakan
Dengan tingkat partisipasi yang rendah, legitimasi politik pemenang Pilkada menjadi sorotan. Wiryandinata, seorang aktivis muda Muhammadiyah, menyebut kemenangan di tengah partisipasi rendah kurang merepresentasikan suara rakyat Jakarta.

"Bagaimana mungkin seorang pemimpin yang hanya dipilih oleh sebagian kecil masyarakat dapat mengklaim sebagai wakil seluruh rakyat?" ujarnya.

Pasangan Calon di Pilkada Jakarta 2024
Pilkada DKI Jakarta 2024 mempertemukan tiga pasangan calon:

  1. Ridwan Kamil-Suswono (nomor urut 1)
  2. Dharma Pongrekun-Kun Wardana (nomor urut 2)
  3. Pramono Anung-Rano Karno (nomor urut 3)

Pilkada yang digelar pada 27 November 2024 tersebut kini menyisakan perdebatan tentang bagaimana memperbaiki partisipasi pemilih di masa mendatang agar lebih mencerminkan semangat demokrasi.

Penulis :
Ahmad Ryansyah