
Pantau - Bentrokan maut antarpendukung pasangan calon dalam Pilkada Puncak Jaya menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai ratusan lainnya, memicu keprihatinan mendalam dari DPR RI.
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Ahmad Doli Kurnia, menyayangkan insiden kekerasan yang mencoreng proses demokrasi tersebut.
"Tentu kita semua sangat prihatin. Pilkada seharusnya menjadi media konsolidasi pembangunan suatu daerah melibatkan seluruh elemen, khususnya interaksi positif antara rakyat dengan calon pemimpinnya. Bukan malah sebaliknya menjadi ajang baku fisik dan perpecahan," ujar Doli.
Ia menilai kejadian ini harus menjadi bahan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Pilkada langsung di Indonesia.
"Tentu peristiwa ini akan menjadi bahan evaluasi kita terhadap pelaksanaan Pilkada secara langsung. Bila kejadian serupa tidak bisa dihindarkan dan menjadi semakin meluas, maka patut dipertimbangkan alternatif lain cara pemilihan Kepala Daerah kita ke depan," tegasnya.
KPU dan Kemendagri Diminta Bertindak, Ratusan Korban Luka Dilaporkan
Doli meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera memanggil kedua pasangan calon dan tim inti untuk melakukan rekonsiliasi dan pengendalian massa.
"Untuk saat ini, saya kira perlu dilakukan beberapa hal. Pertama, KPU harus segera berkoordinasi kembali dengan pihak kepolisian untuk memanggil kedua pasangan calon dan tim inti masing-masing untuk melakukan rekonsiliasi dan kesepakatan/perjanjian bersama untuk dapat mengendalikan para pendukungnya masing-masing. Kedua pasangan calon harus ikut merasa bertanggung jawab atas situasi buruk seperti itu," paparnya.
Selain itu, ia juga mendesak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk turun langsung menangani situasi di lapangan.
"Kedua, pemerintah pusat, dalam hal ini Kemendagri, harus ikut turun tangan langsung, melibatkan pemerintah provinsi dan kabupaten, berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk membantu penciptaan kondisi untuk kembali kondusif," katanya.
Bentrokan terjadi antara pendukung paslon nomor urut 1, Yuni Wonda-Mus Kogoya, dan paslon nomor urut 2, Miren Kogoya-Mendi Wonerengga, sejak 27 November 2024 hingga 4 April 2025.
"Aksi saling serang antarpendukung pasangan calon kepala daerah di Puncak Jaya menyebabkan sedikitnya 12 orang meninggal dunia," ungkap Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani.
Ia menjelaskan, dari total 653 korban luka, sebanyak 423 merupakan pendukung paslon 01, sedangkan 230 lainnya dari kubu paslon 02.
- Penulis :
- Pantau Community