
Pantau.com - Karyawan swasta dengan gaji di bawah Rp5 juta akan mendapat bantuan langsung tunai (BLT) karyawan swasta dari Pemerintah Republik Indonesia. Bantuan ini merupakan bagian dari stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional dalam menanggulangi dampak COVID-19.Jumlah insentif atau BLT karyawan swasta ini sebesar Rp600 ribu per bulannya. Bantuan ini akan diberikan selama empat bulan, dengan pencairan yang dilakukan setiap dua bulan sekali yang dimulai pada akhir Agustus nanti. Maka, total tambahan penghasilan bagi para pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta itu adalah Rp2,4 juta.
Baca juga: Ini Syarat Bantuan Gaji Pemerintah untuk Karyawan yang Cair 25 Agustus
Bantuan ini tentu jadi berkah tersendiri di tangah pandemi. Sebab, bantuan dana ini tentu saja bisa membawa pengaruh baik dalam pengelolaan keuangan kamu.Berikut 5 tips pengelolaan keuangan seperti dikutip Pantau.com dari Lifepal bagi para pekerja dengan gaji dibawah Rp5 juta yang akan menerima BLT.
1. Jangan gunakan bantuan dana ini untuk kebutuhan gaya hidup
Bagi kalian yang berstatus karyawan dan lajang, maka bantuan langsung tunai ini bisa serupa dengan insentif karyawan swasta yang bebas digunakan untuk apapun. Termasuk di antaranya adalah untuk memuaskan keinginan dan pengeluaran yang bersifat gaya hidup.Akan tetapi, patut diingat bahwa dana tersebut hanya akan menguap begitu saja jika digunakan untuk keperluan gaya hidup. Sementara itu, kondisi di era pandemi ini kerap memaksa kita untuk menjaga kesehatan keuangan kita karena COVID-19 terbukti menciptakan ketidakpastian ekonomi di Indonesia. Tidak sedikit sektor bisnis yang terpaksa gulung tikar atau mengurangi pegawai guna mengurangi biaya operasional mereka.Sebagai karyawan, siapapun jadi berpotensi kehilangan pekerjaan atau mengalami pengurangan penghasilan di masa ini. Jadikanlah BLT sebagai sebuah insentif karyawan swasta untuk menyehatkan pemasukan dan pengeluaran KAMU per bulan.
2. Manfaatkan BLT untuk menambah cadangan dana darurat
Apakah cadangan dana darurat kamu sudah cukup? Jika belum, maka insentif ini tentunya bisa digunakan untuk menambah cadangan dana darurat. Memang, tidak ada besaran pasti berapa dana darurat yang harus tersedia di rekening khusus dana darurat. Namun, banyak perencana keuangan terkemuka yang menyarankan agar besaran dana darurat adalah minimal tiga kali pengeluaran pokok bulanan bagi mereka yang masih lajang, dan minimal enam kali pengeluaran pokok bulanan bagi mereka yang sudah berkeluarga.
Baca juga: Begini Pesan Sri Mulyani di Tengah Ekonomi yang Sulit Akibat Pandemi
Namun, di masa pandemi seperti ini, memiliki cadangan uang lebih banyak tentu akan lebih baik. Jika minimal sudah ada dana senilai enam kali pengeluaran pokok bulanan di dalam pos dana darurat, itu tentu jadi persiapan yang baik dalam menghadapi segala ketidakpastian.Segera simpan dana tersebut dan jangan gunakan untuk keperluan lain selain yang bersifat darurat. Sebab, sesuai namanya, dana ini hanya digunakan pada keadaan terdesak, seperti misalnya Anda terpaksa jadi korban PHK dan harus tetap memenuhi kebutuhan hidup sampai mendapatkan nafkah baru.
3. Cobalah untuk melunasi utang berbunga besar dan yang bersifat konsumtif
Alangkah baiknya bagi kita untuk hidup bebas utang di saat perekonomian sedang tidak bersahabat. Karena keberadaan cicilan utang per bulan tentu saja bisa mengganggu proses belanja kebutuhan pokok bagi kita yang menerima gaji di bawah Rp5 juta. Jika memang arus kas bulanan kalian sudah sehat yang artinya pengeluaran tak lagi melebihi pemasukan, maka ada baiknya untuk menggunakan insentif itu untuk bayar utang. Sebelum melakukan pelunasan, cobalah tanya ke pihak kreditur soal prosedur dan besaran biaya penalti yang dikenakan.Apabila pokok utang terlihat masih cukup besar dan bisa mengakibatkan denda yang melebihi 35% pemasukan kalian, maka jangan paksakan untuk mempercepat pelunasan. Namun, jika biaya penalti tidak terlalu besar, lunasi saja secepatnya.
4. Selalu lindungi diri
Jika memang kondisi keuangan kalian sudah sehat, yakni di mana pengeluaran tak melebihi pemasukan, dana darurat tersedia dengan cukup, dan tidak ada tunggakan utang yang melebihi 50% dari total nilai aset , maka insentif itu pun bisa kita gunakan untuk terus melindungi diri dengan asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Bagi kamu yang memiliki tunggakan pembayaran BPJS Kesehatan, dana ini mungkin juga bisa membantu untuk mengatasi masalah ini.
Baca juga: Lagi Ada Keringanan Nih! Buruan Bayar Tunggakan BPJS Kesehatan Kamu
Hal ini juga berkenaan dengan pemotongan pengeluaran bulanan yang baiknya kita lakukan di saat pandemi seperti untuk gym, subscription pada app tertentu, pemakaian listrik berlebih, dan lain sebagainya. Jika semua pengeluaran bulanan bisa disortir, prioritaskan hal-hal pokok termasuk perlindungan kesehatan diri yang dapat membantu kita menghadapi resiko finansial, terutama karena adanya inflasi biaya kesehatan yang terus naik.
5. Mulailah kebiasaan untuk berinvestasi secara rutin
Jika memang tidak memiliki beban utang konsumtif yang besar, dana darurat sudah dimiliki, dan jaminan kesehatan maupun asuransi kesehatan sudah ada, maka tidak ada alasan lain untuk tidak mencoba berinvestasi. Investasi beragam jenisnya. Yang awam dikenal masyarakat adalah deposito, emas, properti, reksadana, hingga saham. Dengan dana BLT karyawan swasta yang hanya sebesar Rp 2,4 juta, rasanya mustahil untuk berinvestasi properti. Berinvestasi emas pun bisa dikatakan kurang bijak saat ini karena harganya yang sudah terlalu melambung tinggi. Menginvestasikan dana tersebut ke deposito bisa aman walaupun sedang kurang menguntungkan, karena suku bunga acuan saat ini sangat rendah. Alternatif terbaik untuk berinvestasi di masa sulit seperti ini adalah di reksa dana pendapatan tetap, obligasi negara, reksa dana pasar uang, dan saham blue chip. Jangan dulu bermimpi untuk meraup keuntungan besar dalam waktu singkat, apalagi sampai tergoda iming-iming investasi berimbal hasil besar yang tidak jelas legalitasnya. Pada intinya, prinsip berinvestasi adalah untuk mengamankan nilai uang yang kita miliki saat ini agar tidak tergerus inflasi. Mari menganggap bahwa dana bantuan dari pemerintah ini sebagai “uang untuk belajar berinvestasi”. Gunakan uang tersebut sebagai dana awal investasi. Paling tidak, jika selama ini belum pernah sama sekali berinvestasi, BLT bisa menjadi awal yang baik untuk memulai kebiasaan menguntungkan untuk berinvestasi secara rutin.Selama ada niat, siapapun dapat mulai mengatur keuangannya dengan baik, termasuk kalian yang menerima gaji di bawah Rp5 juta per bulan. Bantuan langsung tunai yang berkisar Rp600 ribu per bulan tentu bisa menjadi berkah untuk meringankan pengeluaran asalkan kamu selalu bijak dalam menggunakannya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta