
Pantau.com - Kritik Amerika Serikat (AS) tentang kegiatan Beijing di Laut China Selatan disebut sebagai fitnah dan dianggap mempersulit penyelesaian sengketa wilayah tersebut.
Juru bicara untuk Departemen Luar Negeri China menyebutkan kritik yang dilemparkan oleh Amerika Serikat merupakan omong kosong dan bersikeras bahwa China bisa menyelesaikan perselisihan tanpa campur tangan AS.
"Ini fitnah terhadap upaya China dan Asia Tenggara untuk menegakkan perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan dalam mempersatukan perbedaan," kata juru bicara Kemlu China Geng Shuang kepada wartawan, Senin, 22 Juli 2019.
Baca juga: Jepang: Laut China Selatan Bukan Hanya untuk Beijing, tapi Juga Indonesia
"Negara-negara dan orang-orang di wilayah itu tidak akan mempercayai omongan mereka," tambahnya.
Amerika Serikat berulang kali telah menyerukan China untuk meninggalkan wilayah sengketa itu dan menuduh Beijing telah mengancam kebebasan pengiriman di wilayah tersebut.
Geng juga mengatakan bahwa AS harus menghentikan perilaku yang tidak bertanggung jawab dan menghormati upaya China dan negara lain di wilayah itu melalui dialog, dilansir dari Russian Times, Selasa (23/7/2019).
Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan bahwa China terus mengulangi tindakan provokatif dan menyerukan Beijing untuk berhenti melakukan ancaman di perairan yang diduduki oleh China dan Vietnam.
Baca juga: Duterte Tantang AS: Bawa Armada Kalian dan Nyatakan Perang Terhadap China!
Perairan itu telah lama diperebutkan dan menjadi wilayah konflik bagi China dan tetangganya, terutama atas hak untuk mengebor wilayah lepas pantai yang kaya akan minyak.
Selain cadangan energi berharga berada di bawah laut Cina Selatan, ratusan miliar dolar guna pengiriman kargo transit di wilayah itu setiap tahunnya, termasuk sebagian besar impor China sendiri.
Klaim teritorial Beijing di wilayah itu diperdebatkan, setidaknya oleh Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei, serta Amerika Serikat secara teratur mengambil masalah atas nama negara-negara di wilayah itu.
- Penulis :
- Noor Pratiwi