Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Lagi! Siswa SMP di Tarakan Tewas Gantung Diri karena Stres PJJ

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Lagi! Siswa SMP di Tarakan Tewas Gantung Diri karena Stres PJJ

Pantau.com - Wali Kota Tarakan Khairul menyatakan sangat prihatin atas kejadian tewasnya seorang siswa SMP karena gantung diri di kamar mandi rumahnya, di Kelurahan Sebengkok, Tarakan pada Selasa, 27 Oktober 2020.

"Saya atas nama pribadi, keluarga dan Pemkot Tarakan mengucapkan duka cita yang sedalam-dalamnya, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran," kata Khairul dalam pesan singkat yang diterima di Tarakan, Rabu (28/10/2020).

Dia berharap peristiwa gantung diri ini tidak menjadi role model bagi anak-anak lainnya. "Tentu kita para orang tua dan tenaga pendidik harus mengawasi anak-anaknya, berdiskusi dan mencarikan solusi jika memang ada masalah dalam proses belajar mengajar baik dengan sistem daring ataupun offline," kata Khairul.

Baca juga: Siswi Bunuh Diri Akibat Susahnya Internet Menambah Daftar 'Korban' PJJ

Peristiwa tragis siswa gantung diri ini banyak mendapat tanggapan dari warganet di antaranya akun Ani Suryani menyampaikan tiap hari diberikan tugas menumpuk, disuapin tugas-tugas yang harus dihabiskan, sedangkan anak-anak itu kalau sudah di rumah maunya santai.

Makanya, kata dia, saya nggak mau memaksa ke anak saya takut seperti macam ini, kalau anak yang stres bukan gurunya yang pusing pasti kita orang tua yang susah dan sedih.

"Sekarang saya nggak berpikir panjang mau naik kelaskah atau tidak, terserah, yang penting anak saya tidak stres dan diberi kesehatan dan umur yang panjang," katanya pula.

Baca juga: Bosan Tidak Sekolah Tatap Muka Jadi Alasan Ikut Demonstrasi

Sebelumnya diketahui, seorang siswa di salah satu SMP di Tarakan ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi di rumahnya di Kelurahan Sebengkok, Tararakan, Selasa (27/10) sekitar pukul 17.00 Wita. Siswa tersebut mengaku sempat tertekan karena tugas sekolah.

Kasat Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polresta Tarakan, Iptu Muhammad Aldi juga membenarkan kasus tersebut. "Bedasarkan keterangan beberapa saksi, korban ini orangnya pendiam tapi pernah mengeluh karena banyak tugas dari sekolah," katanya.

Kasus ini menambah daftar korban frustasi kedua akibat PJJ (Pelajaran Jarak Jauh). Sebelumnya, seorang siswi di Gowa, Sulawesi Selatan, melakukan bunuh diri dengan meminum racun akibat depresi dengan banyaknya tugas online dari sekolah. Kemudian, kematian siswa lain yang dianiaya oleh orang tuanya saat belajar jarak jauh.

Penulis :
Noor Pratiwi