
Pantau - Para komika diminta untuk berhati-hati terhadap risiko materi yang mereka bawakan di atas panggung. Pasalnya, materi tersebut bisa saja dipotong untuk menghadirkan persepsi negatif di publik.
"Jangankan lawakan, satu kalimat yang sama saja kalau didengar dua orang berbeda, maka akan ada dua interpretasi berbeda," kata pemenang Stand Up Comedy Indonesia Season 9, Rio Steven Dumatubun, Sabtu (4/2/2023).
"Apalagi sekarang orang bisa dengan mudah mengambil potongan video. Jadi sehati-hati apapun komika menulis materi, kita harus tetap sadar bahwa akan selalu ada risiko materi itu tidak tersampaikan dengan baik," kata Rio.
Rio menjelaskan, pekerjaan sebagai komika memiliki peran yang berpengaruh dalam menyampaikan informasi kepada publik.
Hal ini karena mereka menyajikan materi yang bersumber dari pengalaman pribadi maupun permasalahan sosial di masyarakat. Namun di sisi lain, komika tidak terlepas dari risiko, seperti menyinggung orang lain.
"Oleh sebab itu, para komika perlu menerapkan konsep sadar risiko dalam pembuatan materi agar humor yang disampaikan dapat diterima masyarakat dengan baik," lanjut Rio.
Untuk meminimalisasi risiko penonton keliru memahami maksud komika, Rio menyarankan untuk menghindari penggunaan bahan-bahan yang sensitif dalam pembuatan materi.
Caranya, dengan memikirkan semua konten secara lebih komprehensif. Sebab, Rio meyakini bahwa apabila bahan yang sensitif saja bisa dibuat lucu, tentunya melucu bisa dilakukan tanpa menyinggung.
"Jangankan lawakan, satu kalimat yang sama saja kalau didengar dua orang berbeda, maka akan ada dua interpretasi berbeda," kata pemenang Stand Up Comedy Indonesia Season 9, Rio Steven Dumatubun, Sabtu (4/2/2023).
"Apalagi sekarang orang bisa dengan mudah mengambil potongan video. Jadi sehati-hati apapun komika menulis materi, kita harus tetap sadar bahwa akan selalu ada risiko materi itu tidak tersampaikan dengan baik," kata Rio.
Rio menjelaskan, pekerjaan sebagai komika memiliki peran yang berpengaruh dalam menyampaikan informasi kepada publik.
Hal ini karena mereka menyajikan materi yang bersumber dari pengalaman pribadi maupun permasalahan sosial di masyarakat. Namun di sisi lain, komika tidak terlepas dari risiko, seperti menyinggung orang lain.
"Oleh sebab itu, para komika perlu menerapkan konsep sadar risiko dalam pembuatan materi agar humor yang disampaikan dapat diterima masyarakat dengan baik," lanjut Rio.
Untuk meminimalisasi risiko penonton keliru memahami maksud komika, Rio menyarankan untuk menghindari penggunaan bahan-bahan yang sensitif dalam pembuatan materi.
Caranya, dengan memikirkan semua konten secara lebih komprehensif. Sebab, Rio meyakini bahwa apabila bahan yang sensitif saja bisa dibuat lucu, tentunya melucu bisa dilakukan tanpa menyinggung.
"Terlebih lagi kalau di TV atau diunggah ke internet, itu sudah terlalu beragam penontonnya sehingga harus dipastikan pesannya lebih positif dan sampai ke mereka dengan baik," ujarnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas