HOME  ⁄  Ekonomi

Ini 5 Faktor yang Dianggap 'Berdosa' Lemahkan Rupiah

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Ini 5 Faktor yang Dianggap 'Berdosa' Lemahkan Rupiah

Pantau.com - Anjloknya nilai tukar rupiah ke angka Rp13.893 per dolar Amerika menjadi sorotan. Rupiah melemah 108 poin dari sebelumnya, Jumat (20/4/2018).

Angka tersebut semakin jauh dari proyeksi ABPN sebesar Rp13.400 per dolar Amerika.

Lantas apa penyebab utamanya?

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira memberikan 5 faktor yang membuat rupiah tertekan kepada Pantau.com.

1. Spekulasi kenaikan Suku Bunga Acuan AS

Investor asing melakukan spekulasi terkait prediksi kenaikan Fed rate pada rapat FMOC tanggal 1-2 Mei mendatang. Spekulasi ini membuat capital outflow dipasar modal mencapai Rp7,78 triliun dalam 1 bulan terakhir.

Kenaikan yield atau imbal hasil treasury bond jelang rapat Fed membuat sentimen investasi di negara berkembang khususnya Indonesia menurun,

Baca juga: BI Angkat Bicara Pasca Rupiah Terjun Bebas ke Rp13.893

2. Gejolak Ekonomi Global

Selain itu gejolak ekonomi global juga dinilainya menjadi pemicu. Terutama harga minyak, geopolitik Suriah hingga ketidakpastian perang dagang AS-China.

"Harga minyak mentah diprediksi naik lebih dari 75 usd per barel akibat perang di Suriah dan ketidakpastian Perang Dagang AS-China. Hal ini membuat inflasi jelang Ramadhan semakin meningkat karena harga bbm non subsidi (pertalite, pertamax) menyesuaikan mekanisme pasar."

3. Permintaan dolar meningkat

Permintaan dolar AS diperkirakan naik pada triwulan II 2018 karena emiten secara musiman membagikan dividen.

"Investor di pasar saham sebagian besar adalah investor asing sehingga mengkonversi hasil dividen rupiah ke dalam mata uang dolar."

Baca juga: Duh! Rupiah Kian Melemah Terhadap Dolar Amerika Hingga Menyentuh Rp13.806

4. Kebijakan Moneter Dianggap Terlalu Hati-hati

Bank Indonesia dianggap belum memberikan sentimen positif ke investor karena masih menahan bunga acuan di 4,25 persen.

"Kebijakan moneter dianggap terlalu berhati-hati."

5. Pasar Pesimis dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2018 diperkirakan tidak akan mencapai 5,1persen. Hal ini disebabkan konsumsi rumah tangga masih melemah terbukti dari Indeks Keyakinan Konsumen dan data penjualan ritel yang turun pada triwulan I.

"Sentimen ini membuat pasar cenderung pesimis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi tahun 2018 yang ditarget tumbuh 5,4 persen."

Penulis :
Widji Ananta