
Pantau - Indonesia tercatat mengalami deflasi sebesar 0,02 persen pada Agustus 2023. Motor utama deflasi disumbang dari penurunan harga bawang merah hingga telur ayam. Demikian catatan Badan Pusat Statistik (BPS).
Komoditas yang menyumbang deflasi secara bulanan terbesar di antaranya adalah daging ayam ras dengan andil deflasi 0,07 persen, bawang merah dengan andil deflasi 0,05 persen, dan telur ayam ras dengan andil deflasi 0,02 persen.
“Ada juga beberapa komoditas lain dengan andil deflasi 0,01 persen seperti ikan segar, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara dan kacang Panjang,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini di kantor BPS, Jakarta, Jumat (1/9/2023).
Pudji menjelaskan, pada Agustus 2023 bawang merah secara bulanan mengalami deflasi sebesar 12,74 persen dan memberikan andil deflasi 0,05 persen. Deflasi bawang merah ini terjadi di semua kota ihk. Deflasi terdalam terjadi di Banyuwangi yaitu sebesar 30,11 persen.
"Kondisi ini sejalan dengan kondisi yang kita lihat bahwa deflasi bawang merah terjadi sekitar Agustus hingga Oktober hal ini sejalan dengan adanya panen raya serentak di sejumlah kabupaten kota sentra produksi bawang merah di Indonesia," ungkap Pudji.
Komoditas yang menyumbang andil inflasi terbesar pada Agustus 2023 adalah beras. Meskipun secara umum terjadi deflasi di tingkat nasional, beras tetap mengalami inflasi. Setelah sempat tinggi di Februari dan melandai di Mei, Juni dan Juli, pada Agustus ini inflasi beras kembali mengalami peningkatan dan menyumbang andil terbesar yaitu sebesar 0,05 persen secara bulanan.
Harga beras eceran pada Agustus 2023 meningkat secara bulanan dan secara tahunan. Harga beras eceran meningkat 1,43 persen secara bulanan dan naik 13,76 persen secara tahunan. Selama 8 bulan terakhir atau year to date, beras mengalami inflasi 7,99 persen dan dari 90 kota yang dipantau, 86 kota mengalami inflasi beras selama 8 bulan terakhir.
Inflasi tahunan 3,27 persen dominan disumbang oleh komponen harga diatur pemerintah. Komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 2,18 persen, yang memberikan andil sebesar 1,41 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen ini diantaranya adalah tarif kontrak rumah, emas perhiasan, sewa rumah, upah asisten rumah tangga dan biaya kuliah Akademi atau perguruan tinggi.
Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 8,05 persen. Komponen ini memberikan andil terbesar terhadap inflasi tahunan yakni sebesar 1,45 persen. Sementara komoditas yang dominan memberikan andil selama setahun terakhir untuk Komponen ini adalah bensin, rokok kretek filter, tarif angkutan dalam kota, rokok putih, tarif angkutan antar kota, rokok kretek, serta solar.
"Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 2,42 persen. Komponen ini memberikan andil 0,41 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir untuk komponen ini adalah beras, bawang putih, daging ayam ras dan telur ayam ras," imbuh Pudji.
- Penulis :
- Ahmad Munjin