
Pantau – Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ditengarai menjadi contoh klasik jebakan harga saham alias value trap setelah melemah 15 persen dalam sepekan terakhir.
Kondisi saham BMRI itu bahkan digadang-gadang menjadi saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berikutnya yang telah membuat sedih 615 ribu investor di tahun 2024 lantaran harga saham yang nyungsep.
Menurut Tim Riset Algo sebagaimana dikutip dari Algoresearch.id di Jakarta, Jumat (7/2/2025), banyak investor yang menyimpan saham BMRI dalam portofolionya ingin melupakan apa yang terjadi pekan ini.
Itu buntut harga sahamnya yang turun tajam sebesar 15 persen dan kini diperdagangkan mendekati level support besar di Rp5.000 per unit saham.
Baca juga: Ini Kisah Sedih 615 Ribu Investor Pemegang Saham BBRI di 2024
Penurunan harga saham harian sempat terjadi sebesar 7,7 persen pada Kamis (6/2/2025). Ini merupakan rekor tertinggi sejak 16 Agustus-2007 yang saat itu juga turun 7,7%.
“(Penurunan itu) setara dengan penurunan saat krisis,” tulis Tim Riset Algo.
Pada Jumat (7/2/2025), saham BMRI hanya siuman Rp50 atau 0,98 persen ke Rp5.150 per unit saham.
“Jangan terlalu melihat grafiknya! Sebab, indikator-indikator teknikal penting sedang menunjukkan momentum bagi para trader untuk menjual saham, mengikuti formasi double-top selama setahun terakhir,” tukas Algo.
Baca juga: Bikin Sedih di 2024, Ini ‘Opportunity Cost’ Pegang Saham BBRI di 2025
Formasi double-top adalah pola pergerakan harga yang menunjukkan dua puncak yang hampir sama tinggi dan dipisahkan oleh lembah. Pola ini sering digunakan oleh trader untuk menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual aset.
Tim Algo pun mempertanyakan, apakah BMRI akan menjadi BBRI berikutnya. “Intinya, BMRI menjadi saham yang kurang favorit di kalangan investor institusi, khususnya asing,” timpal Algo.
Jika harga sahamnya terus merosot, Algo memperkirakan, saham BMRI akan mengalami lebih banyak pembelian oleh investor ritel lokal. Itu terutama jika BMRI mulai meningkatkan rasio pembayaran dividen alias dividend payout ratio untuk mengimbangi lemahnya kinerja fundamental emiten bank BUMN ini.
“Ini adalah contoh klasik ‘value trap’ yang mirip dengan BBRI, seperti yang telah kami bahas pada laporan kami sebelumnya,” imbuh Tim Riset Algo.
Baca juga: 3 Hal Ini Bikin Ribuan Investor Ritel Terperangkap Saham BBRI
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Ahmad Munjin