billboard mobile
HOME  ⁄  Ekonomi

Bikin Sedih di 2024, Ini ‘Opportunity Cost’ Pegang Saham BBRI di 2025

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Bikin Sedih di 2024, Ini ‘Opportunity Cost’ Pegang Saham BBRI di 2025
Foto: Layar perdagangan saham BEI Jakarta. (Antara/Hafidz Mubarak A)

Pantau – Jika kamu berniat menyimpan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebagai ladang investasi atau diversifikasi portofolio di 2025, ada opportunity cost yang harus ditanggung. Kenapa?

Yang bikin sedih, 2024 ternyata menjadi tahun terburuk kedua bagi investor BBRI. Itu terhitung sejak perseroan melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) lebih dari dua puluh tahun lalu. Harga sahamnya anjlok 28 persen (tidak termasuk dividen) pada 2024, kerugian terbesar kedua setelah krisis keuangan 2008 yang longsor 38 persen.

Berdasarkan pertimbangan Tim Riset Algo, sebagaimana dilansir Algoresearch dikutip Kamis (2/1/2025), secara fundamental, saham BBRI berpotensi membaik dalam bulan, tahun, atau bahkan dekade ke depan. Soal itu hanya waktu yang dapat menjawabnya.

“Ini menyiratkan adanya opportunity cost (di saham BBRI) dibandingkan mendapatkan imbal hasil yang lebih baik dengan berinvestasi di tempat lain,” tulis riset tersebut. 

Opportunity cost atau biaya peluang adalah biaya yang harus dikorbankan ketika seseorang atau perusahaan memilih untuk menggunakan sumber daya dengan tujuan tertentu. Biaya peluang juga bisa diartikan sebagai nilai kerugian yang dialami ketika memilih antara dua opsi atau lebih.

Baca juga: Ini Kisah Sedih 615 Ribu Investor Pemegang Saham BBRI di 2024

Fokus pada Dividen Jadi Pengecualian

Hanya saja, biaya peluang itu tidak berlaku bagi mereka yang berencana untuk fokus hanya pada penerimaan dividen BBRI dan menahan saham tersebut selama mungkin. Tanpa memperhitungkan pergerakan harga saham, BBRI memang menawarkan yield atau imbal hasil yang relatif tinggi di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Masih menurut riset tersebut, harga saham BBRI dapat bangkit kembali dalam jangka pendek. Syaratnya, situasi makro ekonomi membaik, seperti kebijakan moneter atau fiskal ekspansif yang lebih menguntungkan. Meskipun, hal itu tidak mungkin terjadi untuk saat ini.

Jika itu terjadi, investor asing seperti dana hedge fund (lindung nilai) mungkin akan mulai membeli saham BBRI tetapi dengan arus dana masuk yang ditaksir tidak akan berkelanjutan. “Kecual, BRI benar-benar meningkatkan prospek profitabilitasnya.”

Target Harga Rp4.700 per Unit Saham

“Menurut estimasi kami, harga rata-rata tertimbang investor yang telah membeli BBRI tahun ini adalah sekitar Rp4.700 per saham, menyiratkan return 16 persen dari harga Rp4.100 per saham,” ungkapnya.

Baca juga: Berisi Saham BBCA hingga BBRI, Analis Rekomendasikan Beli Reksa Dana Ini

Namun demikian, Algo sangat yakin perlunya waktu lama sebelum pelaku pasar melihat pembelian yang cukup besar dari investor asing lagi di saham BBRI.

“Ini terutama karena sebagian besar penjualan pun berasal dari dana jangka panjang (long-only),” timpalnya.

Di tengah situasi investor asing yang semacam itu, mayoritas investor institusional lokal justru kemungkinan besar sudah berinvestasi penuh di saham BBRI dengan bobot yang hampir maksimum pada portofolio mereka. 

Karena itu, kecil kemungkinan bagi investor institusional lokal untuk mendukung kenaikan harga sahamnya. “Harapan yang tersisa adalah pembelian saham BBRi dari investor ritel di masa mendatang,” demikian Tim Riset Algo.

Baca juga: Inikah Biang Kerok Longsornya Saham Trio Bank: BBRI, BBCA dan BMRI?

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin