Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Panduan Lengkap Cara Menghitung Cicilan KPR Sebelum Membeli Rumah

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Panduan Lengkap Cara Menghitung Cicilan KPR Sebelum Membeli Rumah
Foto: Ilustrasi (Freepik)

Pantau - Membeli rumah merupakan impian banyak orang, tetapi tidak semua orang mampu membayarnya secara tunai. Oleh karena itu, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi solusi bagi banyak orang untuk memiliki hunian impian mereka. KPR adalah pinjaman yang diberikan oleh bank kepada individu untuk membeli atau merenovasi rumah dengan sistem cicilan. Sebelum mengajukan KPR, sangat penting untuk mengetahui bagaimana cara menghitung cicilannya agar dapat merencanakan keuangan dengan lebih baik.

Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai cara menghitung cicilan KPR, baik secara manual maupun otomatis menggunakan kalkulator simulasi. Selain itu, kita juga akan melihat bagaimana perhitungan cicilan KPR berdasarkan jenis suku bunga yang diterapkan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

Cara Menghitung Cicilan KPR Secara Manual

Perhitungan cicilan KPR secara manual dilakukan dengan menjumlahkan angsuran pokok dan bunga per bulan. Besarnya cicilan bergantung pada jumlah pinjaman, suku bunga tetap, serta jangka waktu atau tenor yang dipilih. Berikut rumus dasar yang digunakan untuk menghitung cicilan KPR:

  • Cicilan pokok = Jumlah pinjaman / Tenor dalam bulan
  • Cicilan bunga per bulan = Jumlah pinjaman x Suku bunga (%) x Tenor dalam tahun / Tenor dalam bulan
  • Total cicilan KPR per bulan = Cicilan pokok + Cicilan bunga per bulan

Dengan menggunakan rumus ini, kita dapat mengetahui besarnya cicilan KPR yang harus dibayarkan setiap bulan.

Baca juga: BRI Bagikan Tips Pengajuan KPR Cepat Approve

Cara Menghitung Cicilan KPR Berdasarkan Jenis Suku Bunga

Setiap bank memiliki kebijakan terkait jenis suku bunga yang diterapkan pada KPR. Berikut adalah beberapa metode perhitungan cicilan berdasarkan jenis suku bunganya:

1. Cicilan KPR dengan Suku Bunga Tetap (Fixed Rate)

Jenis suku bunga ini menawarkan kepastian angsuran dengan jumlah cicilan yang tetap hingga masa kredit berakhir. Artinya, meskipun kondisi ekonomi berfluktuasi, jumlah cicilan tidak akan berubah.

Contoh Perhitungan: Seorang individu mengajukan KPR sebesar Rp300 juta dengan suku bunga tetap 5% per bulan dan tenor 10 tahun (120 bulan). Maka perhitungannya sebagai berikut:

  • Cicilan pokok: Rp300.000.000 / 120 = Rp2.500.000
  • Cicilan bunga: Rp300.000.000 x 5% x 10 / 120 = Rp1.250.000

Total cicilan per bulan: Rp2.500.000 + Rp1.250.000 = Rp3.750.000

2. Cicilan KPR dengan Suku Bunga Mengambang (Floating Rate)

Suku bunga mengambang memiliki risiko lebih tinggi karena cicilan dapat berubah setiap bulan mengikuti pergerakan suku bunga pasar. Jika suku bunga naik, cicilan bertambah; jika turun, cicilan berkurang.

Contoh Perhitungan: Seseorang mengambil KPR Rp300 juta dengan bunga tetap 5% untuk tahun pertama, lalu suku bunga naik menjadi 8% di tahun berikutnya.

  • Tahun pertama: cicilan tetap Rp3.750.000
  • Tahun kedua: cicilan bunga naik menjadi Rp2.000.000

Total cicilan per bulan tahun kedua: Rp2.500.000 + Rp2.000.000 = Rp4.500.000

Baca juga: Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Tumbuh Positif Ditopang KPR

3. Cicilan KPR dengan Suku Bunga Terbatas (Capped Rate)

Pada skema ini, suku bunga mengikuti pasar tetapi memiliki batas maksimal. Jika suku bunga pasar melebihi batas yang ditetapkan, cicilan tetap mengacu pada batas maksimal tersebut.

Contoh Perhitungan: Seseorang mengambil KPR Rp300 juta dengan suku bunga tetap 5% di tahun pertama dan batas maksimal 10% di tahun-tahun berikutnya.

  • Jika suku bunga pasar tetap di bawah 10%, cicilan dihitung sesuai tren.
  • Jika suku bunga pasar naik ke 12%, maka cicilan tetap dihitung berdasarkan batas maksimal 10%.

Total cicilan per bulan dengan batas bunga 10%: Rp2.500.000 + Rp2.500.000 = Rp5.000.000

4. Cicilan KPR dengan Suku Bunga Hybrid

Sistem ini menggabungkan beberapa jenis suku bunga, misalnya kombinasi antara fixed, floating, dan capped.

Contoh Perhitungan: Jika seseorang mengambil tenor 15 tahun, bank dapat menawarkan skema berikut:

  • Tahun 1-3: Bunga fixed 5% (cicilan tetap)
  • Tahun 4-5: Bunga capped 10% (cicilan bisa naik tetapi ada batas maksimal)
  • Tahun 6-15: Bunga floating (cicilan berubah sesuai suku bunga pasar)

Perhitungan cicilan dilakukan secara bertahap sesuai perubahan suku bunga pada tiap periode.

Baca juga: Soal Program 3 Juta Rumah, BTN Usulkan 3 Skema KPR Subsidi

Kesimpulan

Menghitung cicilan KPR sebelum mengajukan pinjaman sangat penting untuk memastikan kondisi finansial tetap sehat dan tidak terbebani di masa depan. Ada berbagai metode perhitungan cicilan, tergantung pada jenis suku bunga yang diterapkan oleh bank. Apakah Anda memilih fixed rate yang stabil, floating rate yang fluktuatif, capped rate yang memiliki batasan, atau hybrid yang mengombinasikan beberapa jenis suku bunga, pastikan Anda memahami cara perhitungannya agar dapat mengambil keputusan yang bijak.

Jika Anda berencana mengambil KPR, pastikan untuk membandingkan berbagai penawaran dari bank dan menggunakan kalkulator simulasi KPR agar mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai cicilan yang harus dibayarkan setiap bulannya. Dengan perencanaan keuangan yang baik, impian memiliki rumah idaman bisa menjadi kenyataan tanpa membebani kondisi finansial Anda.

Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu Anda dalam memahami cara menghitung cicilan KPR! Jangan lupa untuk terus memperbarui informasi terkait KPR agar selalu mendapatkan pilihan terbaik. Selamat merencanakan pembelian rumah impian Anda!

Penulis :
Latisha Asharani