
Pantau - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga bawang merah mengalami kenaikan di 41,11 persen wilayah Indonesia pada pekan ketiga Juni 2025.
Harga Naik Bertahap, Tapi Masih dalam Rentang Acuan Nasional
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa rata-rata harga nasional bawang merah berada pada kisaran Rp41.363 per kilogram.
"Kalau kita cermati kembali, harga bawang merah per minggunya di bulan Juni terlihat bahwa setiap minggunya di bulan Juni ini, harga bawang merah menunjukkan tren kenaikan," ungkapnya.
Meski naik, harga nasional bawang merah masih dalam rentang Harga Acuan Penjualan (HAP) nasional, yaitu antara Rp36.500 hingga Rp41.500 per kilogram.
Dibandingkan bulan Mei 2025, harga bawang merah mengalami kenaikan sebesar 1,47 persen hingga minggu ketiga Juni.
Harga tertinggi tercatat di lima kabupaten di Papua, yaitu Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya, Lanny Jaya, dan Pegunungan Bintang, dengan harga mencapai Rp100.000 per kilogram.
Cuaca Basah dan Serangan Hama Hambat Produksi
Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa kenaikan harga bawang merah disebabkan oleh kondisi musim gadu atau kemarau yang masih basah.
“Penyebab terkait bawang merah yang pertama kondisi iklim, ini musim gadu. Ke depan ini kemarau, tapi kemaraunya basah, jadi berpengaruh tidak hanya ke cabai, juga ke bawang merah, basah terus,” jelas perwakilan Kementan.
Selain itu, serangan hama pascamusim hujan seperti fusarium dan virus gemini juga menjadi faktor penghambat produksi.
Permintaan tinggi di luar Pulau Jawa turut mendorong lonjakan harga, karena distribusi bawang merah diarahkan ke daerah dengan kebutuhan tinggi tersebut.
Kementerian Pertanian memperkirakan pasokan bawang merah nasional untuk periode Juni–Juli masih dalam kondisi aman.
Namun, potensi cuaca ekstrem tetap menjadi faktor yang perlu diantisipasi.
“Ini sebagai antisipasi kemarin yang sudah terjadi hari Jumat, Sabtu, Minggu. Ini kayaknya mulai hari ini sampai nanti harganya naik. Nah, ini kan mempercepat distribusi atau memperlancar, karena ini barang kan cepat rusak, sehingga harus segera penanganan yang sifatnya solusi jangka pendek,” tambah Kementan.
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Tria Dianti