
Pantau - Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi meminta koperasi simpan pinjam (KSP) yang telah mapan untuk ikut serta membiayai operasional Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih), guna mengatasi kendala permodalan awal.
Budi menyatakan bahwa pembiayaan untuk Kopdes Merah Putih bisa berasal dari berbagai sumber, seperti KSP, bank-bank Himbara, Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), dan Bank Pembangunan Daerah (BPD).
“KSP juga perlu terlibat dalam memberikan pelatihan, bantuan manajemen, asistensi bisnis, dan pendampingan lainnya,” ujarnya.
19 Desa Percontohan Siap Dibiayai KSP
Sejumlah KSP telah menyatakan kesediaannya untuk membiayai 19 proyek percontohan Kopdes Merah Putih yang tersebar di lima provinsi: Jawa Tengah, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Timur, dan Bali.
Unit koperasi yang terlibat antara lain KSP Makmur Mandiri, KSPPS Nusa Ummat Sejahtera, KSP Sahabat Mitra Sejati, Kopsyah Benteng Mikro Indonesia, KSP Mitra Dhuafa, KSP Kopdit Pintu Air, KSP Nasari, dan KSP TLM Indonesia.
“Beberapa KSP/KSPPS lainnya segera menyusul beberapa ke depan,” tambah Budi.
Skema Pembiayaan Melalui Kerja Sama Usaha
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Ahmad Zabadi, menjelaskan bahwa pembiayaan akan dilakukan melalui skema kerja sama usaha antara KSP dan Kopdes Merah Putih.
Dalam skema tersebut, masing-masing KSP akan memilih desa percontohan yang akan dibiayai sesuai dengan kapasitas dan jangkauan operasionalnya.
Ahmad menyebutkan bahwa saat ini pemerintah sedang menyusun skema pembiayaan paling ideal, dan keterlibatan KSP dianggap sebagai langkah awal termudah sebelum menggandeng lembaga keuangan lainnya.
“KSP yang berbasis di desa tidak boleh kehilangan momentum untuk bertumbuh juga agar bisa berkontribusi maksimal dalam program Kopdes/Kelurahan Merah Putih,” ujarnya.
Ahmad menegaskan bahwa banyak KSP memiliki likuiditas lebih dan siap mendukung kesuksesan program pemberdayaan ekonomi desa ini.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf