
Pantau - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus mendorong penguatan industri pengolahan telur nasional agar lebih kompetitif dan mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.
Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan Ditjen PKH Kementan, Makmun, menyatakan, "Dengan kolaborasi ini, Kementerian Pertanian berharap industri pengolahan telur nasional akan semakin kompetitif, berdaya saing global, dan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi peternakan rakyat," ungkapnya.
Upaya ini menjadi bagian dari strategi hilirisasi produk peternakan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan meningkatkan nilai tambah produk lokal.
Dukungan CSR Sucofindo dan Pengembangan Tepung Telur di Blitar
Salah satu wujud konkret implementasi program ini terlihat di Blitar, Jawa Timur, di mana UMKM pengolahan telur, PT Sinergi Pangan Mandiri (Sipaman), mendapat dukungan dari PT Sucofindo melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Dukungan tersebut berupa fasilitasi sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), pelatihan sumber daya manusia, penyusunan dokumen sistem mutu, penguatan sarana proses produksi, dan pendampingan hingga perolehan sertifikasi.
Makmun menilai kerja sama lintas sektor seperti dengan Sucofindo menunjukkan sinergi nyata antara pemerintah dan BUMN dalam membangun industri hilir peternakan.
"Kami mendorong agar model pengolahan tepung telur di Blitar ini bisa direplikasi di sentra telur lain, seperti di Lampung dan Jawa Tengah," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pada tahun 2024, volume impor tepung telur Indonesia mencapai 2.500 ton.
"Jika produksi dalam negeri kita dorong dan ditingkatkan, kita bisa mengurangi ketergantungan impor dan menuju swasembada dalam beberapa tahun ke depan," tambah Makmun.
Sucofindo Siap Dukung Ekspansi dan Sertifikasi UMKM
Direktur Lingkungan dan Industri PT Sucofindo, Budi Utomo, mengatakan bahwa dukungan yang diberikan merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam memperkuat industri pengolahan hasil peternakan, terutama telur ayam.
"Kami melihat potensi produksi telur yang sangat besar di Blitar. Jika dilakukan hilirisasi yang tepat, maka dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan nilai tambah, stabilisasi harga, dan tentu saja kesejahteraan peternak," ujarnya.
Budi menegaskan pentingnya sertifikasi HACCP untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk lokal.
"Sertifikasi ini penting untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk tepung telur lokal," katanya.
Ia menambahkan bahwa Sucofindo, sebagai BUMN yang telah berpengalaman sejak 1956, siap mendampingi UMKM peternakan dalam memperoleh sertifikasi mutu.
"Kami siap bekerja sama lebih luas, termasuk menjalin kolaborasi dengan BUMN pangan seperti ID Food untuk mendukung ekspansi industri tepung telur nasional," tegas Budi.
- Penulis :
- Arian Mesa