
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 1 Oktober 2025 sore ditutup melemah 17,24 poin atau 0,21 persen ke posisi 8.043,82 di tengah data ekonomi domestik yang stabil.
IHSG Melemah di Tengah Stabilitas Ekonomi Nasional
Indeks LQ45 juga terkoreksi 9,49 poin atau 1,20 persen ke posisi 784,49.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyatakan, "Terjaganya laju inflasi, berpotensi memberikan ruang untuk Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunganya. Penurunan suku bunga dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pelaku usaha untuk berinvestasi lebih banyak, yang pada gilirannya dapat menopang pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi September 2025 sebesar 0,21 persen month to month (mtm) dan 2,65 persen year on year (yoy).
Angka tersebut masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia sebesar 1,5 hingga 3,5 persen.
Selain itu, neraca perdagangan Indonesia Agustus 2025 mencatat surplus 5,49 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 24,96 miliar dolar AS dan impor 19,43 miliar dolar AS.
Sementara itu, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia versi S&P Global pada September 2025 berada di level 50,4, masih dalam zona ekspansi meski melambat dari Agustus 2025 di level 51,5.
Sentimen Global Tekan Pasar Saham
Pasar saham domestik tidak lepas dari tekanan global.
Kekhawatiran potensi shutdown pemerintah Amerika Serikat akibat kegagalan Kongres meloloskan RUU pendanaan menambah beban pasar.
Partai Republik dan Partai Demokrat saling menyalahkan atas kebuntuan tersebut.
Selain itu, indeks kepercayaan konsumen AS turun dari 97,8 menjadi 94,2, level terendah dalam lima bulan terakhir.
Ekspektasi masyarakat AS terhadap kemudahan memperoleh pekerjaan juga menurun sehingga memunculkan spekulasi bahwa The Fed akan melanjutkan pemangkasan suku bunga acuan.
Pergerakan Saham dan Aktivitas Perdagangan
IHSG dibuka menguat, namun bergerak ke teritori negatif sejak pertengahan sesi pertama.
Pada sesi kedua, IHSG bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor menguat dipimpin teknologi (+4,93 persen), barang baku (+1,39 persen), dan energi (+0,73 persen).
Enam sektor melemah dengan penurunan terbesar pada transportasi & logistik (-0,99 persen), barang konsumen primer (-0,80 persen), dan properti (-0,46 persen).
Saham dengan penguatan terbesar antara lain UFOE, ASLI, TFAS, ESTA, dan BAJA, sedangkan saham yang melemah paling dalam yaitu PNSE, PGLI, GTRA, ARGO, dan UDNG.
Aktivitas perdagangan tercatat sebanyak 2.840.277 kali transaksi dengan volume 59,47 miliar lembar saham senilai Rp23,98 triliun.
Sebanyak 289 saham naik, 378 saham turun, dan 130 saham stagnan.
Bursa Regional Asia Beragam
Pergerakan bursa Asia sore ini ditutup bervariasi.
Indeks Nikkei melemah 376,63 poin atau 0,84 persen ke level 44.556,00.
Sementara itu, Hang Seng menguat 232,68 poin atau 0,87 persen ke posisi 26.855,56.
Indeks Shanghai naik 20,25 poin atau 0,52 persen ke 3.882,78, dan Strait Times bertambah 17,41 poin atau 0,40 persen ke posisi 4.317,57.
- Penulis :
- Arian Mesa