billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Kemenkeu Imbau Kemenkes dan Satgas COVID-19 Segera Ajukan Tagihan Belanja

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Kemenkeu Imbau Kemenkes dan Satgas COVID-19 Segera Ajukan Tagihan Belanja

Pantau.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengimbau agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Gugus Tugas COVID-19 segera mengajukan tagihan belanja penanganan pandemi COVID-19. Sebab, penyerapan anggaran kesehatan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasionak (PEN) masih rendah.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Ubaidi Socheh Hamidi.

“Uangnya ada, tapi menunggu beberapa tagihan yang segera disampaikan. Kita berharap jangan sampai tagihan itu ditumpuk kemudian kalau sudah besar kumpul semua baru diajukan. Hal seperti ini kalau sudah ada langsung saja diajukan,” kata Ubaidi.

Baca juga: Kemenkeu Perpanjang Insentif Pajak Hingga Desember 2020

Data Kemenkeu menunjukkan, sampai dengan 22 Juli 2020 realisasi anggaran kesehatan sebesar Rp6,78 triliun. Angka tersebut baru 7,74 persen dari pagu anggaran sebesar Rp87,55 triliun.

Ia berharap, anggaran kesehatan dalam program PEN dapat segera terserap. Meskipun, pihaknya mengakui bahwa eksekusi di lapangan memang sulit akibat belum terbiasa dengan program yang bersifat responsif.

“Dengan demikian diharapkan, semakin ke sini, semakin banyak tagihan yang masuk ke Kementerian Keuangan. Jadi dalam konteks ini memang uangnya ada tapi memang dalam program yang baru orang pada takut untuk eksekusi cepat,” paparnya.

Baca juga: Tangani COVID-19, Kemenkeu Berikan Dana Gugus Tugas Rp3,4 Triliun

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kemenkeu Hidayat Amir, menambahkan ketika otoritas fiskal menganggarkan belanja penangan COVID-19 sebesar Rp 87,55 triliun, tanpa disertai Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA). Sehingga menyebabkan ada keterlambatan penyerapan dari estimasi yang dialokasikan.

“Tetapi yang kita inginkan waktu itu jangan sampai belanja penangan COVID-19 tidak ada uangnya. Makanya dialokasikan relatif besar, memang risiko kita penyerapan rendah, nah itu akhirnya dalam penganggaran musti secepatnya disampaikan,” kata Amir.

Ia juga tidak memungkiri penanganan kesehatan menjadi salah satu bagian penting dalam pemulihan ekonomi. “Ini yang kita pahami dalam konteks mendorong perekonomian. Jadi memang risiko belum bisa banyak melakukan penyerapan ya karena tadi berbagai program dan sebagainya masih belum disampaikan,” tukasnya.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta