
Pantau - Kue dongkal, atau yang sering disebut juga sebagai dodongkal, adalah salah satu makanan tradisional khas Betawi yang telah ada sejak lama. Makanan ini tidak hanya terkenal karena rasanya yang lezat, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang kaya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang kue dongkal, mulai dari sejarahnya, cara pembuatan, hingga makna di balik kehadirannya dalam budaya masyarakat Betawi.
Kue dongkal memiliki akar sejarah yang kuat dalam budaya Betawi. Sejak era kolonial Belanda, kue ini telah menjadi bagian dari kuliner masyarakat Jakarta. Nama "dongkal" sendiri dipercaya berasal dari cara penyajiannya yang unik. Kue ini biasanya disajikan dalam bentuk segitiga dengan lubang di tengahnya, menciptakan tampilan yang menarik dan mudah dikenali.
Dahulu kala, kue dongkal sering dijajakan di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang. Selain itu, kue ini juga menjadi makanan yang umum disajikan dalam berbagai acara adat dan perayaan, seperti khitanan dan syukuran pembangunan rumah. Dengan demikian, kue dongkal tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol kebersamaan dan tradisi masyarakat Betawi.
Cara Pembuatan Kue Dongkal
Pembuatan kue dongkal cukup sederhana namun memerlukan keterampilan dan perhatian terhadap detail. Bahan utama yang digunakan adalah tepung beras dan gula merah. Proses pembuatan dimulai dengan menyiapkan adonan dari tepung beras yang dicampur dengan air hingga membentuk pasta kental. Gula merah kemudian ditambahkan untuk memberikan rasa manis yang khas.
Setelah adonan siap, kue dongkal dikukus menggunakan alat tradisional bernama aseupan, yaitu kukusan berbentuk kerucut yang terbuat dari anyaman bambu. Proses pengukusan ini berlangsung selama sekitar 30 menit hingga kue matang sempurna. Ketika sudah matang, kue dongkal biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut di atasnya untuk menambah cita rasa.
Keunikan dari kue dongkal terletak pada teksturnya yang lembut dan kenyal serta rasa manis dari gula merah yang berpadu dengan gurihnya kelapa parut. Kue ini sangat cocok dinikmati sebagai camilan di sore hari atau sebagai teman minum teh.
Makna Budaya Kue Dongkal
Kue dongkal tidak hanya sekadar makanan; ia juga memiliki makna budaya yang mendalam bagi masyarakat Betawi. Bentuk segitiga dari kue ini melambangkan gunung atau tumpeng, simbol kehidupan dan kesuburan. Dalam konteks budaya Betawi, kue ini sering kali disajikan dalam acara-acara penting sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan.
Selain itu, keberadaan kue dongkal juga mencerminkan nilai-nilai sosial masyarakat Betawi. Dalam tradisi gotong royong, kue ini sering kali menjadi bagian dari makanan yang dibagikan kepada tetangga saat ada acara perayaan atau pernikahan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kebersamaan dan saling berbagi dalam budaya Betawi.
Popularitas Kue Dongkal Saat Ini
Meskipun kue dongkal memiliki sejarah panjang dan kaya, keberadaannya saat ini mulai langka. Banyak generasi muda yang tidak familiar dengan makanan tradisional ini karena gempuran makanan modern yang lebih populer di kalangan masyarakat. Namun, masih ada beberapa penjual kue dongkal di Jakarta dan sekitarnya yang tetap melestarikan resep dan cara pembuatan tradisional.
Di era digital saat ini, beberapa pelaku usaha mulai memanfaatkan platform online untuk mempromosikan kue dongkal. Dengan menggunakan media sosial dan marketplace, mereka mencoba menjangkau konsumen baru yang mungkin tertarik untuk mencoba makanan khas Betawi ini. Hal ini memberikan harapan bahwa kue dongkal dapat terus dilestarikan dan dikenal oleh generasi mendatang.
Tempat Menikmati Kue Dongkal
Bagi Anda yang ingin mencoba kue dongkal, beberapa tempat di Jakarta dan sekitarnya masih menjualnya secara tradisional. Pasar-pasar lokal seperti Pasar Senen atau Pasar Tanah Abang sering kali menjadi tempat terbaik untuk menemukan jajanan pasar ini. Selain itu, beberapa kedai makanan khas Betawi juga menyediakan kue dongkal sebagai salah satu menu andalan mereka.
Jika kamu tidak dapat menemukan kue dongkal di pasar lokal, kamu juga bisa mencoba membuatnya sendiri di rumah menggunakan resep sederhana yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan sedikit usaha dan bahan-bahan yang mudah didapatkan, kamu bisa menikmati cita rasa autentik dari kue tradisional ini.
Kue dongkal adalah bagian penting dari warisan kuliner Indonesia, khususnya bagi masyarakat Betawi. Dengan sejarah yang kaya dan makna budaya yang mendalam, kue ini bukan hanya sekadar camilan tetapi juga simbol kebersamaan dan tradisi. Meskipun keberadaannya semakin langka di tengah perkembangan zaman, upaya untuk melestarikan makanan tradisional seperti kue dongkal sangatlah penting.
Dengan mengenal lebih jauh tentang kue dongkal dan mencoba menikmatinya, kita dapat ikut serta dalam melestarikan warisan budaya Indonesia agar tetap hidup di hati masyarakat. Jadi, jangan ragu untuk mencari atau bahkan membuat sendiri kue dongkal sebagai bentuk apresiasi terhadap kekayaan kuliner tanah air!
- Penulis :
- Pranayla Mauli Fathiha
- Editor :
- Pranayla Mauli Fathiha