
Pantau - Warga Palestina marah sejak hari pertama perang genosida berlangsung. Pasalnya, serangan militer Israel mengakibatkan begitu banyak kerusakan psikologis di seluruh pelosok Jalur Gaza, dengan sejumlah orang kehilangan seluruh keluarga dan aspirasi mereka.
Di saat yang sama, ada rasa putus asa, rasa depresi, hingga perasaan harapan akan tercapainya perdamaian yang justru dihancurkan tindakan militer Israel di Beirut, Lebanon dan Teheran, Iran.
Baca juga: Dua Wartawan Aljazeera Tewas saat Meliput Kediaman Ismail Haniyeh di Gaza
Sejak pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, nyaris tidak ada perubahan dalam perilaku militer Israel dalam genosida ini. Bahkan, di sejumlah wilayah muncul eskalasi serangan terhadap kamp-kamp pengungsian dan rumah-rumah warga sipil.
Ada laporan menyebutkan, militer Israel tidak berniat mundur dari koridor Netzarim, yang dibuat untuk membagi Jalur Gaza menjadi dua. Hal ini secara efektif mencegah warga sipil pergi ke rumah mereka di bagian utara Gaza.
Ini memicu kemarahan warga sipil, rasa frustrasi lantaran [perang] ini telah berlangsung selama 300 hari, dan diprediksi masih terus berlangsung tanpa ada tanda-tanda akan berakhir.
Sumber: Aljazeera
- Penulis :
- Khalied Malvino










