billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Riset Konflik: NATO Tak Punya "Masa Depan", Desakan Jerman Dukung Palestina dan Hentikan Senjata ke Israel

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Riset Konflik: NATO Tak Punya "Masa Depan", Desakan Jerman Dukung Palestina dan Hentikan Senjata ke Israel
Foto: NATO dinilai tak lagi punya masa depan, laporan riset perdamaian Jerman juga desak hentikan ekspor senjata ke Israel dan dorong pengakuan negara Palestina(Sumber: Dokumentasi Istimewah).

Pantau - Laporan tahunan Friedensgutachten 2025 yang disusun empat lembaga riset perdamaian di Jerman menyimpulkan situasi keamanan global kian memburuk, dan menyebut NATO kehilangan masa depannya.

Peneliti menyatakan konflik di Ukraina, Gaza, dan Sudan serta 122 juta pengungsi mencerminkan krisis perdamaian dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Christopher Daase dari Leibniz-Institut für Friedens- und Konfliktforschung menilai bahwa Rusia merusak tatanan keamanan Eropa, sementara AS di bawah kepemimpinan Donald Trump memperburuk ketidakpastian global.

Laporan menyebut pemerintahan Trump dan gerakan MAGA mengubah demokrasi Amerika Serikat menjadi sistem otoriter dan meruntuhkan lembaga serta nilai-nilai liberal.

NATO Tak Lagi Relevan, Seruan Kemandirian Pertahanan Eropa Menguat

Aliansi transatlantik NATO antara Eropa dan AS dinilai telah kehilangan relevansi dan kredibilitas.

"Janji solidaritas NATO telah kehilangan kredibilitasnya," ungkap laporan tersebut.

Christopher Daase menambahkan bahwa NATO kini berada di ambang akhir keberadaannya, sementara Eropa mulai mempersiapkan sistem pertahanan sendiri.

Peneliti mendorong Jerman memperkuat struktur pertahanan Eropa secara bertahap dan tidak bergantung sepenuhnya pada Amerika Serikat.

Ursula Schröder dari IFSH menekankan bahwa saat ini yang terjadi bukan integrasi pertahanan UE, tetapi peningkatan militerisme nasional masing-masing negara.

Conrad Schetter dari BICC menambahkan bahwa arsitektur keamanan Eropa harus memperkuat elemen nonmiliter seperti kontrol senjata dan diplomasi.

Desakan Hentikan Senjata ke Israel dan Tolak Kunjungan Netanyahu

Laporan tersebut menyoroti pelanggaran hukum internasional oleh Israel dalam perang Gaza yang telah menewaskan lebih dari 53.000 orang.

Para peneliti mendesak agar Jerman segera menghentikan seluruh pengiriman senjata ke Israel, menyebut tindakan militer Israel telah melampaui batas pembelaan diri.

Antara Oktober 2023 hingga Mei 2025, Jerman dilaporkan mengekspor senjata ke Israel senilai hampir 500 juta euro.

Mereka juga mengkritik pernyataan Kanselir Friedrich Merz yang menyatakan siap menyambut PM Israel Benjamin Netanyahu, meskipun terdapat surat penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

Laporan menyebutkan kunjungan resmi Netanyahu ke Jerman "tidak dapat diterima" dan menekankan bahwa hukum internasional harus lebih diutamakan dibanding pertimbangan kenegaraan.

Seruan untuk Dukung Negara Palestina

Sebagai langkah politik jangka menengah, laporan Friedensgutachten 2025 mendorong pemerintah Jerman agar mendukung pengakuan resmi terhadap negara Palestina.

Ditegaskan bahwa pengakuan Palestina tidak mengurangi hak Israel untuk tetap eksis sebagai negara Yahudi yang aman dalam batas yang sah.

Penulis :
Balian Godfrey