
Pantau – Terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat, Bharada Richard Eliezer (Bharada E), mengatakan dirinya tak menyangka dengan kejadian yang menimpa dirinya. Ia mengaku hatinya hancur atas kejadian ini. Dia pun mengaku berupaya tegar.
"Begitu hancurnya perasaan saya dan goyahnya mental saya, sangat tidak menyangka akan mengalami peristiwa menyakitkan seperti ini dalam hidup saya, namun saya berusaha tegar," kata Eliezer di PN Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2023).
Saat membacakan pleidoi, Dia menceritakan perjalanan tugasnya setelah lulus pendidikan Tamtama Polri adalah masuk dalam Satgas Operasi Tinombala, untuk memburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. Lalu dia bertugas di Manokwari-Papua Barat, kemudian terlibat operasi search and rescue Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh, lanjut bergabung di Resimen 1 Pelopor di Cikeas hingga akhirnya terpilih menjadi driver Ferdy Sambo, yang kala itu berpangkat inspektur jenderal dengan jabatan Kadiv Propam.
"Pada tanggal 30 November 2021, saya di panggil ke Mako Brimob, terpilih menjadi driver Pak Ferdy Sambo yang saat itu menjabat menjadi Kadiv Propam. Di usia saya ini, tidak pernah terpikirkan ternyata oleh atasan, di mana saya bekerja memberikan pengabdian, kepada seorang jenderal berpangkat bintang dua yang sangat saya percaya dan hormati," ujar Eliezer.
Eliezer mengaku sangat mempercayai dan menghormati mantan komandannya, Ferdy Sambo. Namun, dirinya tak terpikir dikhianati atasannya sendiri Ferdy Sambo.
"Di mana saya yang hanya seorang prajurit rendah berpangkat Bharada, yang harus mematuhi perkataan dan perintahnya, ternyata saya diperalat, saya dibohongi dan disia-siakan. Bahkan kejujuran yang saya sampaikan tidak dihargai, malahan saya dimusuhi," sambung Eliezer.
"Begitu hancurnya perasaan saya dan goyahnya mental saya, sangat tidak menyangka akan mengalami peristiwa menyakitkan seperti ini dalam hidup saya, namun saya berusaha tegar," kata Eliezer di PN Jakarta Selatan, Rabu (25/1/2023).
Saat membacakan pleidoi, Dia menceritakan perjalanan tugasnya setelah lulus pendidikan Tamtama Polri adalah masuk dalam Satgas Operasi Tinombala, untuk memburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. Lalu dia bertugas di Manokwari-Papua Barat, kemudian terlibat operasi search and rescue Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh, lanjut bergabung di Resimen 1 Pelopor di Cikeas hingga akhirnya terpilih menjadi driver Ferdy Sambo, yang kala itu berpangkat inspektur jenderal dengan jabatan Kadiv Propam.
"Pada tanggal 30 November 2021, saya di panggil ke Mako Brimob, terpilih menjadi driver Pak Ferdy Sambo yang saat itu menjabat menjadi Kadiv Propam. Di usia saya ini, tidak pernah terpikirkan ternyata oleh atasan, di mana saya bekerja memberikan pengabdian, kepada seorang jenderal berpangkat bintang dua yang sangat saya percaya dan hormati," ujar Eliezer.
Eliezer mengaku sangat mempercayai dan menghormati mantan komandannya, Ferdy Sambo. Namun, dirinya tak terpikir dikhianati atasannya sendiri Ferdy Sambo.
"Di mana saya yang hanya seorang prajurit rendah berpangkat Bharada, yang harus mematuhi perkataan dan perintahnya, ternyata saya diperalat, saya dibohongi dan disia-siakan. Bahkan kejujuran yang saya sampaikan tidak dihargai, malahan saya dimusuhi," sambung Eliezer.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah