
Pantau - Sederet kontroversi yang pernah mencuat di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun sesungguhnya bukan kali ini saja terjadi.
Namun, Ponpes asuhan Panji Gumilang yang berlokasi di Indramayu ini masih tetap eksis dan terkesan tidak tersentuh oleh aparat penegak hukum.
Pengamat terorisme yang pernah bergabung dengan Negara Islam Indonesia (NII), Al Chaidar mengungkapkan, eksistensi Ponpes Al-Zaytun, salah satunya karena kedekatan Panji Gumilang dengan oknum-oknum intelijen.
Bahkan, Chaidar menyebut Al-Zaytun dibuat memang untuk bekerja sama dengan oknum intelijen dengan timbal balik perlindungan terhadap mereka.
"Sudah terbongkar pun mereka tidak merasa terancam karena mereka merasa sangat powerful karena yang mereka kuasai shadow state (negara bayangan)," ujar Chaidar, Jumat (23/6/2023).
"Mereka nggak hidup dari anggaran APBN dan dana yang mereka kumpulkan dari umat tidak harus dilaporkan kepada Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan ,” lanjutnya.
Al Chaidar mengemukakan, Panji Gumilang sesungguhnya bukanlah pengikut NII asli, melainkan pengikut NII yang sudah melakukan menyebrang dari NII yang sebenarnya.
Hal ini dilakukan, agar mereka bisa bekerja sama dengan pemerintah, menyatakan setia kepada Manipol USDEK pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, dan mendukung status quo.
"Jadi kalau misalnya pemerintahan sedang dekat ke kiri, dia akan bilang bahwa dia adalah pengikut setia dari mahzab Soekarno. Kemudian dia menyatakan dirinya sebagai komunis murni,” tandasnya.
Namun, Ponpes asuhan Panji Gumilang yang berlokasi di Indramayu ini masih tetap eksis dan terkesan tidak tersentuh oleh aparat penegak hukum.
Pengamat terorisme yang pernah bergabung dengan Negara Islam Indonesia (NII), Al Chaidar mengungkapkan, eksistensi Ponpes Al-Zaytun, salah satunya karena kedekatan Panji Gumilang dengan oknum-oknum intelijen.
Bahkan, Chaidar menyebut Al-Zaytun dibuat memang untuk bekerja sama dengan oknum intelijen dengan timbal balik perlindungan terhadap mereka.
"Sudah terbongkar pun mereka tidak merasa terancam karena mereka merasa sangat powerful karena yang mereka kuasai shadow state (negara bayangan)," ujar Chaidar, Jumat (23/6/2023).
"Mereka nggak hidup dari anggaran APBN dan dana yang mereka kumpulkan dari umat tidak harus dilaporkan kepada Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan ,” lanjutnya.
Al Chaidar mengemukakan, Panji Gumilang sesungguhnya bukanlah pengikut NII asli, melainkan pengikut NII yang sudah melakukan menyebrang dari NII yang sebenarnya.
Hal ini dilakukan, agar mereka bisa bekerja sama dengan pemerintah, menyatakan setia kepada Manipol USDEK pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, dan mendukung status quo.
"Jadi kalau misalnya pemerintahan sedang dekat ke kiri, dia akan bilang bahwa dia adalah pengikut setia dari mahzab Soekarno. Kemudian dia menyatakan dirinya sebagai komunis murni,” tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas