HOME  ⁄  Internasional

Serangan RSF Tewaskan 13 Warga Sipil di Sudan

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Serangan RSF Tewaskan 13 Warga Sipil di Sudan
Foto: Pasukan keamanan Sudan berjalan melewati para pendukung saat upacara pembukaan fasilitas markas di Port Sudan, yang dikuasai angkatan bersenjata. (Getty Images)

Pantau - Dilaporkan sedikitnya 13 korban tewas ditembak pada Minggu (3/11/2024) dalam serangan diduga dilakukan oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) Sudan di negara bagian al-Jazira, Khartoum Selatan, menurut keterangan seorang sumber medis kepada AFP.

"Sebanyak 13 orang tewas setelah Pasukan Dukungan Cepat melepaskan tembakan ke arah warga sipil di kota al-Hilaliya, di wilayah timur negara bagian al-Jazira," sekitar 70 kilometer utara ibu kota negara bagian Wad Madani, ungkap sumber itu yang enggan disebutkan namanya, dikutip Senin (4/11/2024).

Negara bagian al-Jazira di Sudan menjadi medan pertempuran penting setelah komandan RSF, Abu Aqla Kaykal, membelot ke pihak militer Sudan. Kaykal baru-baru ini bergabung dengan tentara Sudan bersama “sejumlah besar” pasukannya, menandai pembelotan berpangkat tinggi pertama dari RSF.

Baca juga: Pasukan RSF Serang El Gezira, 124 Warga Tewas Dibantai

Koordinator kemanusiaan PBB di Sudan, Clementine Nkweta-Salami, melaporkan RSF melancarkan serangan besar di wilayah timur al-Jazira antara 20-25 Oktober 2024. Menurutnya, pasukan paramiliter ini diduga terlibat dalam pembunuhan massal, serangan seksual, penjarahan besar-besaran di pasar dan rumah warga, serta pembakaran lahan pertanian secara luas.

Pejabat PBB itu menyebut tindakan kekejaman ini mirip dengan pelanggaran yang didokumentasikan di Darfur tahun lalu, di mana RSF dituduh melakukan pelanggaran HAM seperti “pemerkosaan, serangan terarah, kekerasan seksual, dan pembunuhan massal.”

Konflik di Sudan meletus pada pertengahan April 2023 antara angkatan bersenjata yang dipimpin oleh pemimpin de facto negara itu, Abdel Fattah al-Burhan, melawan RSF yang dipimpin mantan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo. Konflik itu memicu salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, menewaskan puluhan ribu orang dan membuat lebih dari 11 juta orang terpaksa mengungsi. (AFP)

Penulis :
Khalied Malvino

Terpopuler