Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Kerusuhan Mozambik Memanas, 21 Tewas usai Frelimo Menang Pemilu

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Kerusuhan Mozambik Memanas, 21 Tewas usai Frelimo Menang Pemilu
Foto: Warga melintas di depan barikade yang terbakar di Maputo, Mozambik, Selasa (24/12/2024). (Getty Images)

Pantau - Setidaknya 21 orang tewas dalam kerusuhan usai Mahkamah Konstitusi (MK) Mozambik mengesahkan kemenangan partai berkuasa, Frelimo, dalam Pemilu yang penuh kontroversi, demikian disampaikan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Pascoal Ronda.

"Korban tewas termasuk dua anggota polisi," ungkap Ronda dalam konferensi pers pada Selasa (24/12/2024).

Sejak Senin (23/12/2024), total ada “236 aksi kekerasan serius” dilaporkan di seluruh negeri yang mayoritas berbahasa Portugis itu. Insiden ini mengakibatkan 25 orang terluka, termasuk 13 polisi.

Mengutip Al Jazeera, Kerusuhan dimulai usai MK Mozambik memastikan kemenangan Frelimo. Para demonstran dan kelompok oposisi menuding Pemilu 9 Oktober 2024 itu penuh kecurangan.

Hingga kini, 78 orang sudah ditangkap, dan pengamanan diperketat di seluruh penjuru negeri. Ronda mengungkapkan kepada TVM, lembaga siaran nasional Mozambik, “pasukan bersenjata akan meningkatkan kehadiran mereka di titik-titik kritis.”

Frelimo sebelumnya sering dituduh memanipulasi hasil pemilu oleh lawan politik dan pengamat independen, meskipun mereka selalu membantah tuduhan tersebut.

Begitu MK Mozambik mengumumkan kemenangan Daniel Chapo sebagai presiden, pendukung kandidat oposisi, Venancio Mondlane, langsung menggelar protes sejak Senin (23/12/2024) malam.

Para demonstran dituding menyerang dan merusak kantor polisi, SPBU, bank, serta fasilitas umum lainnya. Menurut laporan Al Jazeera dari Maputo, para demonstran juga membakar ban dan memblokir jalan.

“Ini cara mereka menutup Mozambik. Masyarakat bilang mereka sudah muak dengan korupsi dan pengangguran selama bertahun-tahun," ujar Maputo.

Baca juga:

Mutasa juga melaporkan beberapa pemuda meminta uang kepada pengendara agar bisa lewat.

“Awalnya, protes ini terkait hasil pemilu, tapi ada unsur-unsur lain yang mulai memanfaatkan situasi ini,” tuturnya.

Sejak akhir Oktober 2024, protes kekerasan terus mengguncang Mozambik setelah otoritas pemilu mengumumkan Chapo, 47 tahun, sebagai pemenang Pilpres.

Menurut kelompok HAM dan masyarakat sipil, lebih dari 130 orang telah tewas sejak 21 Oktober 2024. Mereka juga menuding pasukan keamanan Mozambik menggunakan kekerasan berlebihan untuk membubarkan protes.

Setelah pengumuman MK Mozambik pada Senin (23/12/2024), Mondlane mengajak pendukungnya lewat media sosial untuk bersiap menghadapi “hari-hari sulit di depan.”

“Sejarah dipenuhi momen berduri dan penuh batu terjal, tapi kebenaran adalah kemenangan pasti akan menjadi milik kita semua,” tulis Mondlane di Facebook.

Penulis :
Khalied Malvino