Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Indonesia Dipertimbangkan Jadi Opsi Relokasi 2 Juta Warga Gaza

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Indonesia Dipertimbangkan Jadi Opsi Relokasi 2 Juta Warga Gaza
Foto: Seorang perempuan Palestina mengacungkan salam dua jari di dalam bus Palang Merah yang mengangkut 90 tahanan yang dibebaskan Israel, pada Senin (20/1/2025) dini hari waktu setempat. (Getty Images)

Pantau - Indonesia sedang dipertimbangkan sebagai salah satu tujuan potensial untuk relokasi penduduk Gaza, seiring upaya global membangun kembali wilayah tersebut setelah konflik.

Baca juga: Hamas Bebaskan 3 Sandera Israel, Gencatan Senjata Resmi Dimulai

Steve Witkoff, utusan Presiden terpilih Donald Trump untuk Timur Tengah, berencana mengunjungi Jalur Gaza sebagai bagian dari misinya memastikan kelangsungan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Witkoff berkomitmen untuk hadir di wilayah tersebut selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, guna mengatasi tantangan yang berpotensi mengancam kesepakatan damai dan pembebasan sandera yang ditahan Hamas.

“Kita harus siap menangani masalah yang mungkin muncul,” ujar seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya, melansir NBC News, Senin (20/1/2025).

Baca juga: Secercah Harapan Mulai Tumbuh di Jalur Gaza

Fokus Witkoff adalah menciptakan stabilitas jangka panjang bagi Israel dan sekitar dua juta warga Palestina yang terlantar, melalui kesepakatan tiga tahap yang baru saja dicapai.

Tahap pertama, yang berlangsung sekitar enam minggu, mencakup pembebasan sandera oleh Hamas dan tahanan Palestina oleh Israel.

Negosiasi tahap kedua diharapkan menghasilkan pembebasan sandera lebih lanjut dan penarikan pasukan Israel dari Gaza. Sementara itu, tahap akhir bertujuan menghentikan perang sepenuhnya dan memulai rekonstruksi Gaza.

Baca juga: Timeline Serangan Israel hingga Gencatan Senjata Gaza Terwujud

Meski begitu, interaksi sehari-hari antara kelompok Israel dan Palestina di sekitar Gaza tetap menjadi perhatian.

Witkoff juga mencatat adanya ancaman dari kelompok ekstremis di kedua belah pihak yang bisa merusak kesepakatan. Witkoff juga berusaha memahami kondisi di lapangan melalui kunjungan langsung.

“Banyak pihak yang termotivasi untuk menghancurkan proses ini,” tuturnya.

Baca juga: Gencatan Senjata Tercapai, Korban Tewas Gaza Sudah Hampir 47 Ribu

“Anda harus melihat dan merasakannya sendiri,” imbuhnya.

Tim Trump juga tengah mencari solusi jangka panjang, termasuk membangun kembali Gaza dan mencari lokasi sementara untuk relokasi pengungsi.

Indonesia menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan, meski gagasan ini memicu kontroversi di kalangan Palestina dan dunia Arab, yang khawatir bahwa relokasi akan dianggap sebagai langkah menuju pengusiran permanen.

Baca juga: Protes Gencatan Senjata Gaza, Ben-Gvir Angkat Kaki dari Kabinet

Tantangan mendesak lainnya adalah memastikan bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Gaza tanpa disalahgunakan oleh Hamas. Sementara itu, krisis kemanusiaan di wilayah tersebut kian memburuk dengan tingginya angka kelaparan dan penyakit.

Sebagai sosok yang dipercaya Trump, Witkoff mendapatkan mandat tunggal: memastikan sandera kembali dengan selamat atau menjelaskan kegagalan misinya.

Dengan tenggat waktu hingga pelantikan Trump pada Senin (20/1/2025), Witkoff terus memanfaatkan hubungan Trump dengan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu untuk menekan pihak Israel, bahkan mengadakan diskusi langsung pada Sabtu (18/1/2025).

Baca juga: WHO Targetkan 500-600 Truk Bantuan Harian ke Gaza Pascagencatan Senjata

Pesan kepada Hamas, melalui Qatar, juga tegas: “Jika tidak siap mati, kesepakatan ini adalah jalan menuju perdamaian.”

Selama proses ini, Witkoff membangun kedekatan dengan keluarga para sandera, yang khawatir akan nasib anggota keluarga mereka jika kesepakatan tahap kedua gagal.

Dengan masa enam minggu yang krusial, pembebasan sandera Amerika dijadwalkan pada hari ke-14 gencatan senjata, menurut informasi dari sumber terkait.

Sumber: NBC News

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Ahmad Munjin