Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Alasan Elon Musk Ngotot Ingin Beli Twitter

Oleh St Fatiha Sakinah Ramadhani
SHARE   :

Alasan Elon Musk Ngotot Ingin Beli Twitter

Pantau.comElon Musk mengatakan bahwa dia membuat tawaran $43 miliar (sekitar Rp 617 triliun) untuk membeli Twitter karena ia menganggap Twitter sebagai tempat orang-orang bebas berbicara.

“Twitter telah menjadi semacam alun-alun kota de facto, jadi sangat penting untuk orang-orang memiliki presepsi dan kenyataan bahwa mereka dapat berbicara dengan bebas dalam batas-batas hukum.”

Musk membuat komentarnya tersebut di 'TED 2022: A New Era', yang diadakan di Vancouver, British Columbia, dan juga disiarkan secara langsung.

Musk menambahkan bahwa alasannya adalah karena ia ingin “membuka algoritme” untuk mencoba dan meningkatkan kepercayaan pada Twitter.

"Ini bukan untuk menghasilkan uang. Intuisi saya yang kuat, menunjukkan bahwa memiliki platform publik yang dapat dipercaya secara maksimal dan inklusif secara luas sangat penting untuk masa depan peradaban, saya sama sekali tidak peduli dengan ekonomi," kata Musk.

Ia menambahkan sindiran bahwa "saya sebenarnya tidak yakin saya akan dapat membeli Twitter sepenuhnya."

Dia menambahkan bahwa dia yakin dapat membuat kesepakatan atas tawarannya tersebut.

Dia kemudian membandingkan tawarannya dengan beberapa media dan perusahaan teknologi lain yang sudah dikendalikan oleh individu atau keluarga, seperti CEO Meta, Mark Zuckerberg, yang ia sebut memiliki “Facebook, Instagram dan WhatsApp, dan struktur kepemilikan bersama telah terbentuk, sehingga akan membuat Mark Zuckerberg ke-14 bahkan masih memiliki entitas tersebut,” kata Musk.

Tawaran pengambilalihan Twitter terungkap Kamis (14/4) pagi, waktu setempat, dalam pengajuan sekuritas, yang mencakup pesan teks yang dikirim Musk ke ketua dewan Twitter, Bret Taylor.

"Setelah beberapa hari terakhir memikirkan ini, saya telah memutuskan saya ingin mengakuisisi Twitter dan menjadikannya milik pribadi," pesannya kepada Taylor. “Twitter memiliki potensi yang luar biasa. Aku akan membuka potensi itu.”

Musk telah mengakuisisi saham Twitternya sejak akhir Januari, tetapi baru mengungkapkannya pada awal April. Twitter kemudian menawarkannya kursi dewan, meskipun Musk akan terus menolak kursi tersebut dalam percakapannya dengan CEO Twitter, Parag Agrawal.

Dalam percakapan TED Kamis (14/4), Musk membingkai tawaran akuisisinya dalam istilah megah, ia menyebut langkahnya ini untuk "demokrasi yang sehat" seperti di Amerika Serikat.

Dia mengatakan Twitter harus mematuhi hukum negara, tetapi tidak terlalu kaku.

“Jika seseorang yang tidak Anda sukai 'diizinkan' untuk mengatakan sesuatu yang tidak Anda sukai, itu sangat menjengkelkan. Tetapi ketika seseorang yang tidak Anda sukai mengatakan sesuatu yang tidak Anda sukai, itu adalah fungsi dari kebebasan berbicara yang sehat.”

Dia juga menjelaskan bahwa penting bagi orang untuk dapat melihat detail tentang algoritme, dan setiap perubahan yang dilakukan.

"Saya pribadi tidak akan berada di sana mengedit tweet, tetapi Anda akan tahu jika ada sesuatu yang telah dilakukan," katanya.

CEO SpaceX dan Tesla, yang merupakan orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih lebih dari $270 miliar (sekitar Rp3 kuadriliun), telah menjadi salah satu pengguna paling aktif dan terkenal di Twitter selama bertahun-tahun. 

Tidak jelas seberapa serius tawaran Musk tersebut. Saham Twitter yang ditawarkan Musk, gagal mendekati $54,20 per saham menunjukkan bahwa investor tidak melihat tawaran Musk berpotensi berhasil.

"Penawaran saat ini kemungkinan terlalu rendah bagi pemegang saham/Dewan TWTR untuk menyetujui kesepakatan pada dasarnya, pada titik tengah rentang perdagangan 1 tahun," tulis analis Cowen John Blackledge, Kamis (14/4).

Musk sendiri mengatakan pada hari Kamis (14/4) bahwa "ada rencana B" jika dewan Twitter menolak tawarannya.

Sumber: The Hollywood Reporter

Penulis :
St Fatiha Sakinah Ramadhani