
Pantau - Saat ini Indonesia berada pada peringkat kedua pasien TBC di dunia, berdasarkan data dari website TOSS TBC terbitan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada bulan Februari 2024 mencatat ada 1.060.000 kasus dan merupakan jumlah yang disebut tertinggi yang pernah ada di Indonesia.
Hal ini tentu menjadi menjadi perhatian serius bagi masyarakat, terlebih banyak kalangan anak-anak yang terkena penyakit, hal ini diutarakan langsung oleh Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Prof. Agus Dwi Susanto. Beliau mewanti-wanti pemerintah agar meningkatkan deteksi dan yang paling utama adalah memastikan para penderita TBC diobati sampai benar-benar sembuh, sehingga tidak terjadi penularan secara terus menerus terutama pada anak-anak.
Apa itu Tuberkulosis/TBC ?
Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis, bakteri ini masuk kedalam paru-paru manusia dan mengakibatkan penderitanya mengalami sesak nafas disertai batuk kronis.
Baca juga: Tenang Ya Bun! Obat TBC pada Ibu Hamil Dipastikan Tidak Berbahaya
Bagaimana penularan dan gejala TBC ?
Penyakit ini umumnya menular melalui udara dan dapat dihirup oleh orang lain. Infeksi ini terjadi ketika seseorang yang terinfeksi berada di luar ruangan tanpa memakai masker dan batuk atau bersin tanpa menutup mulut, sehingga bakteri tersebar ke udara dalam bentuk partikel kecil atau droplet.
Penyebaran melalui udara sangat berbahaya bayangkan saja sekali batuk penderita dapat menyebarkan 3.500 kuman Mycobacterium tuberculosis. Sementara itu, satu kali bersin dapat mengeluarkan antara 4.500 hingga 1 juta kuman. Bakteri tersebut kemudian masuk ke saluran pernapasan menuju paru-paru dan berpotensi menyebar ke bagian tubuh lainnya. Reaksi sistem kekebalan tubuh akan muncul dalam rentang waktu 6 hingga 14 minggu setelah terjadinya infeksi.
Gejala pada umumnya terjadi yaitu batuk kronik terjadi baik berdahak ataupun tidak, demam berkepanjangan, nyeri pada dada, dahak bercampur darah, tidak nafsu makan, hingga sesak nafas.
Jika mengalami gejala tersebut dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan kepada dokter terkait untuk dilakukan penanganan oleh dokter spesialis.
Baca juga: Waspada! TBC Laten Timbul Tanpa Gejala, Dokter: Risikonya Tinggi
Langkah tepat untuk menangani TBC
Dilansir halodoc, pengobatan TBC fokus pada penggunaan obat sesuai dengan rekomendasi dokter, biasanya berlangsung antara enam hingga sembilan bulan. Selama proses pengobatan, sangat penting bagi pasien untuk mematuhi petunjuk dokter dalam mengonsumsi obat dan tidak menghentikannya sebelum mendapatkan izin dari dokter. Hal ini karena jika pasien menghentikan pengobatan sebelum waktu yang disarankan, ada risiko bakteri TBC menjadi resisten terhadap obat. Sehingga dapat menyebabkan pasien memerlukan pengobatan yang lebih lama dengan jenis terapi yang berbeda, yang bisa berdampak negatif bagi kesehatan.
Adapun jenis obat yang biasa diresepkan dokter dalam pengobatan TBC meliputi: pirazinamid, isoniazid, rifampisin, etambutol, rifapentin.
Seperti halnya obat lainnya, pengobatan TBC juga dapat menyebabkan efek samping seperti perubahan warna urine menjadi kemerahan, gangguan penglihatan, masalah saraf, dan gangguan fungsi hati. Untuk meminimalkan efek samping tersebut, dokter akan menyesuaikan jenis dan dosis obat berdasarkan usia pasien dan tingkat keparahan kondisinya, terutama untuk anak-anak dan ibu hamil.
Baca juga: 6 Warga Baduy Meninggal Akibat TBC, Ini Penyebabnya
Cara pengobatan TBC Secara Alami
TBC dapat menimbulkan gejala seperti nyeri dada, demam, dan batuk berdahak yang mungkin mengandung darah, yang berlangsung lebih dari tiga minggu. Bakteri TB mampu menyebar dalam tubuh melalui aliran darah. Jika tidak diatasi dengan cepat dan efektif, infeksi ini dapat merusak organ lain, seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, ginjal, dan jantung.
Untuk mencegah komplikasi, penderita TBC harus disiplin menjalani gaya hidup sehat serta mematuhi rencana pengobatan yang diberikan oleh dokter. Selain itu, untuk mendukung proses penyembuhan, pengobatan TBC juga dapat dilakukan dengan menggunakan obat alami. Dilansir dari Klikdokter berikut adalah beberapa obat alami yang mendukung penyembuhan TBC:
Bawang Putih
TBC dapat mengurangi efektivitas sistem imun. Oleh karena itu, sangat penting bagi penderita untuk mengonsumsi makanan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, salah satunya adalah bawang putih karena asam sulfat yang memiliki peranan penting dalam memperkuat sistem kekebalan. Asam sulfat ini bertindak sebagai antimikroba, yang tidak hanya melawan bakteri penyebab tuberkulosis tetapi juga mendukung penguatan sistem imun pada penderita.
Baca juga: Presiden Jokowi: Indonesia Peringkat 3 Penderita TBC Dunia
Lada Hitam
Infeksi bakteri TB menyebabkan peradangan di paru-paru, yang memicu peningkatan produksi lendir. Lada hitam dapat digunakan sebagai obat herbal untuk TBC, berfungsi untuk membersihkan paru-paru dan mengurangi jumlah lendir di saluran pernapasan. Tak hanya itu, lada hitam juga efektif dalam mengurangi gejala TBC lainnya, seperti batuk, bersin, dan nyeri dada.
Mint
Tak hanya efektif meredakan tenggorokan dan menghilangkanbau mulut, mint juga berperan dalam mendukung proses penyembuhan penderita TBC. Mint berfungsi sebagai obat alami untuk TBC karena mengandung senyawa antibakteri yang dapat membantu memperbaiki jaringan yang rusak akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Nanas
Nanas dapat membantu mengurangi produksi lendir di paru sehingga dapat membantu meredakan gejala. Disarankan untuk rutin mengonsumsi potongan nanas mentah atau juga dapat dikonsumsi sebagai jus.
Baca juga: Jokowi Siapkan Perpres Soal Penyakit TBC
Teh Hijau
Teh hijau dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, hal ini diungkapkan oleh dr. Reza Fahlevi, Sp.A. Teh hijau kaya akan antioksidan polifenol yang berperan sebagai agen antibakteri dan pendukung imun.
“Teh hijau bagus untuk kondisi infeksi dan peradangan, misalnya pada pasien TBC. Tapi, bukan untuk menyembuhkan, ya!” kata dr. Reza.
“Penyembuhan tetap mesti mengonsumsi obat TB dari dokter selama minimal 6 bulan,” tegasnya sebagaimana dikutip dari Klikdokter.
Karena itu, penting untuk dicatat bahwa obat alami untuk TBC tidak dapat menyembuhkan penyakit ini, melainkan hanya sebagai pendukung peoses pemulihan. Karena itu, penderita TBC penting untuk disiplin dalam mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter selama minimal 6 bulan. Selain itu, penerapan gaya hidup sehat, pola makan yang seimbang, olahraga, cukup istirahat, serta menghindari rokok dan alkohol juga harus dilakukan untuk mendukung kesembuhan.
Laporan: Bayu Aji Pamungkas
- Penulis :
- Latisha Asharani