
Pantau - Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan istilah FoMO atau Fear Of Missing Out. Sebuah istilah yang sering digunakan oleh anak muda saat ini untuk menggambarkan orang yang tidak mau tertinggal dari trend masa kini.
FoMO sering dikonotasikan sebagai sesuatu yang negatif di mana orang yang memiliki sifat FoMO cenderung tidak disukai di masyarakat karena dianggap tidak memiliki pendirian dan terkesan memaksakan keadaan tertentu. Hal ini karena orang yang FoMO terkadang harus selalu mengikuti trend yang ada tanpa melihat kondisinya sendiri.
Sejauh ini, kondisi atau istilah yang kita tau hanyalah FoMO, tanpa kita ketahui bahwa terdapat sebuah istilah perbandingan atau lawan kata dari FoMO yaitu JoMO.
JoMO (Joy Of Missing Out) adalah kondisi yang berlawanan dengan FoMO (Fear Of Missing Out). JoMO adalah sebuah kondisi dimana beberapa orang mungkin merasa lebih nyaman terhadap kesendirian, kemandirian, atau keterpisahan dari orang lain.
Bisa diartikan orang yang JoMO lebih nyaman dengan tidak mengikuti jejak atau trend yang sedang diminati orang-orang. JoMO juga bisa diartikan sebagai kondisi nyaman karena tidak merasa tekanan saat tidak bisa mengikuti kegiatan bersama orang lain. Beberapa orang mungkin lebih suka, atau merasa lebih menikmati hidupnya karena tidak ikut serta dalam interaksi sosial.
Baca juga: Apa Itu 'Deep Learning' yang Dicetuskan Mendikdasmen? Begini Penjelasannya
Jika FoMO menggambarkan situasi di mana seseorang merasa tertekan karena merasa tertinggal atau terpinggirkan secara sosial. Sebaliknya, JoMO justru menunjukkan rasa nyaman dan damai tanpa adanya tekanan tersebut. Penting untuk membedakan antara perasaan kesepian, yaitu kondisi di mana seseorang merasa kurang berhubungan dengan orang lain (yang biasanya dihindari), dan JoMO, yakni preferensi atau pilihan untuk sejenak "melepaskan diri" dari hubungan sosial. Kesepian sering kali memiliki dampak buruk bagi kesehatan, sementara JoMO berpotensi memberikan pengaruh positif karena adanya keinginan sendiri untuk menghindari interaksi.
Penelitian lain memperkenalkan konsep "kesendirian," yakni rasa tidak nyaman saat merasa kurang waktu untuk diri sendiri. Di sisi lain, JoMO menggambarkan kepuasan dan ketenangan yang dirasakan saat menghabiskan waktu sendirian. Jika FoMO lebih berakar pada kebutuhan dasar manusia untuk berhubungan dan memiliki afiliasi dengan orang lain, maka kesendirian dan JoMO menunjukkan bahwa ada manfaat dari waktu untuk diri sendiri atau mengejar hal-hal yang diminati secara personal.
Gejala dan dampak dari FoMO perlu diperhatikan bagi setiap orang. Dampak dari Fomo bisa diatasi dengan menemukan keseimbangan dan kepuasan akan kehidupan diri sendiri tanpa takut tertinggal oleh tren yang ada, hal ini yang disebut dengan dikenal Joy of Missing Out (JoMO).
Baca juga: Apa Itu Detoks Media Sosial? Ini Manfaat dan Tips Melakukannya
Bagaimana Cara Mengubah FoMo menjadi JoMO?
Berikut adalah beberapa cara untuk mengubah Fear of Missing Out (FoMO) menjadi Joy of Missing Out (JoMO):
1. Kurangi Penggunaan Gadget dan Media Sosial
Terlalu lama berada di media sosial dapat membuat kita lebih mudah merasa FoMO, terutama saat melihat berbagai aktivitas orang lain. Dengan membatasi waktu di gadget dan media sosial, kita bisa lebih fokus pada kehidupan nyata tanpa selalu merasa ketinggalan. Misalnya, menetapkan batas waktu harian atau menggunakan fitur screen time dapat membantu menjaga keseimbangan ini.
2. Hargai Diri dan Hindari Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Kebiasaan membandingkan diri sering kali merusak rasa percaya diri dan memicu FoMO. Daripada terus membandingkan, coba untuk menghargai diri sendiri dengan memperhatikan pencapaian, kelebihan unik, dan nilai pribadi yang kita miliki. Dengan pendekatan ini, kita bisa lebih menikmati pencapaian diri tanpa perlu memenuhi ekspektasi orang lain.
3. Latih Pikiran Positif
Berpikir positif membantu kita fokus pada hal-hal baik dalam hidup. Jika merasa tertinggal dari tren atau aktivitas tertentu, coba lihat dari sisi positif. Waktu sendirian, misalnya, bisa menjadi kesempatan untuk merawat diri, mengeksplorasi hobi baru, atau sekadar beristirahat.
Baca juga: 7 Tips Mengatasi Fear of Missing Out (FOMO)
4. Tingkatkan Rasa Syukur atas Pencapaian dan Hal yang Dimiliki
Dengan menghargai apa yang sudah kita miliki dan capai, kita bisa lebih merasa cukup dan tidak berfokus pada kekurangan. Ini juga membantu kita untuk tidak terbebani dengan hal-hal di luar kendali.
5. Sesuaikan Konten Media Sosial agar Tidak Terpengaruh Tren Sementara
Konten yang kita pilih untuk diikuti di media sosial bisa sangat mempengaruhi pandangan kita. Dengan memilih konten yang sesuai dengan minat dan keinginan pribadi, kita bisa mengurangi rasa iri atau kecemasan terhadap tren tertentu.
Sebagai penutup, meskipun FoMO sering dianggap sebagai sesuatu yang negatif, kita dapat mengubah perspektif kita dengan merangkul konsep JoMO, yang membawa kita pada kebebasan dan ketenangan dalam menjalani hidup tanpa tekanan untuk selalu mengikuti tren. Dengan mengurangi ketergantungan pada media sosial, menghargai diri sendiri, dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi kita, JoMO bisa menjadi cara untuk menemukan kebahagiaan dan kedamaian dalam kesendirian, sekaligus menjaga keseimbangan dalam kehidupan sosial kita. Dengan begitu, kita bisa menikmati hidup tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi orang lain.
Laporan: Mai Hendar Santoso
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani







