Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

10 Hal yang Tidak Akan Dikeluhkan oleh Orang Cerdas Menurut Psikologi

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

10 Hal yang Tidak Akan Dikeluhkan oleh Orang Cerdas Menurut Psikologi
Foto: Ilustrasi (Freepik)

Pantau - Kecerdasan sering dikaitkan dengan prestasi akademik atau profesional, tetapi faktor penting lainnya terletak pada pola pikir dan cara seseorang memandang dunia. Orang yang benar-benar cerdas tidak hanya mengandalkan IQ tinggi atau nilai akademik yang sempurna, tetapi juga memiliki sikap yang bijaksana terhadap kehidupan. Mereka tidak terjebak dalam pola pikir kompetitif atau merasa kekurangan, melainkan melihat dunia dengan penuh pengertian dan empati.

Orang cerdas memahami bahwa mengeluh tidak akan mengubah keadaan. Alih-alih mengeluhkan hal-hal yang tidak bisa mereka kendalikan, mereka fokus pada solusi dan bagaimana mereka bisa berkembang dari setiap situasi. Berikut adalah 11 hal yang tidak pernah dikeluhkan oleh orang cerdas, menurut psikologi, sebagaimana dilansir dari YourTango.

1. Kesalahan Masa Lalu

Orang cerdas tidak terus-menerus mengeluhkan kesalahan yang mereka buat di masa lalu. Mereka menerima kenyataan bahwa setiap kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran dan tidak mendefinisikan siapa diri mereka saat ini. Alih-alih menyesali kegagalan, mereka menganalisisnya dan memastikan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Baca juga: Tidak Cukup dengan Mengucapkan "Good Job", Ini Cara Memotivasi Anak dengan Benar Menurut Psikolog

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Cognitive Neuroscience menemukan bahwa otak manusia memiliki mekanisme yang berfungsi sebagai "sinyal peringatan dini" untuk mencegah pengulangan kesalahan. Dalam 0,1 detik, otak kita bereaksi terhadap situasi yang pernah menyebabkan kegagalan di masa lalu.

Seperti yang dikatakan oleh Profesor Psikologi Andy Wills, “Kita belajar lebih banyak dari kesalahan dibandingkan kesuksesan. Untuk pertama kalinya, kita mengetahui seberapa cepat otak bekerja dalam membantu kita menghindari kesalahan yang sama.”

Orang cerdas menyadari bahwa mereka tidak bisa mengubah masa lalu. Cara terbaik untuk melangkah maju adalah dengan memperbaiki tindakan mereka dan memberikan pemahaman bagi diri sendiri atas kesalahan yang telah terjadi.

2. Keberhasilan Orang Lain

Mereka tidak mengeluh atau merasa iri terhadap kesuksesan orang lain. Mereka memahami bahwa keberhasilan seseorang tidak berarti kegagalan bagi mereka. Sebaliknya, mereka melihatnya sebagai motivasi untuk terus berkembang.

Sebuah survei dari YourTango’s 2023 Comparison Culture Survey menemukan bahwa 73% orang yang sering membandingkan diri dengan orang lain mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi. Selain itu, 51% responden mengaku lebih sering membandingkan kondisi finansial mereka dengan orang lain dibandingkan aspek lain dalam hidup.

Baca juga: 7 Tanda Seseorang Memiliki Kecerdasan Emosional Rendah Menurut Psikolog Harvard

Psikolog Dr. Cortney Warren menjelaskan bahwa membandingkan diri dengan orang lain adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Namun, perbedaannya terletak pada bagaimana kita menanggapi perbandingan tersebut.

Orang cerdas memahami bahwa setiap individu memiliki jalannya masing-masing. Mereka fokus pada pertumbuhan pribadi daripada cemburu, karena mereka tahu bahwa itulah kunci menuju kesuksesan sejati.

3. Menunggu dalam Antrean Panjang

Orang cerdas tidak mengeluh saat harus menunggu lama, seperti di kasir supermarket atau di kantor pelayanan publik. Mereka sudah mempersiapkan diri dan menerima bahwa antrean adalah bagian dari proses.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Positive Psychology mendefinisikan kesabaran sebagai kemampuan untuk menunggu dengan tenang dalam menghadapi frustrasi. Kesabaran dikategorikan menjadi tiga jenis: kesabaran interpersonal, kesabaran dalam menghadapi kesulitan hidup, dan kesabaran terhadap masalah sehari-hari.

Orang cerdas menggunakan waktu menunggu untuk hal-hal produktif, seperti membaca, mendengarkan podcast, atau sekadar berlatih kesabaran. Mereka menyadari bahwa mengeluh tidak akan mempercepat antrean, tetapi bisa merusak suasana hati mereka sendiri.

Baca juga: 13 Skill yang Membantu Anda Tetap Fokus dan Disiplin Menurut Psikologi

4. Terjebak dalam Kemacetan

Kemacetan sering kali menjadi sumber frustrasi bagi banyak orang, tetapi mereka yang cerdas memilih untuk melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Mereka memahami bahwa macet adalah bagian dari kehidupan modern dan tidak bisa dihindari.

Alih-alih kesal, mereka memanfaatkan waktu di perjalanan untuk mendengarkan musik, belajar sesuatu yang baru melalui podcast, atau sekadar menikmati momen ketenangan. Bagi mereka, perjalanan adalah bagian dari kehidupan yang harus dinikmati, bukan dikeluhkan.

5. Ketidaksempurnaan Diri

Mereka tidak mengeluh tentang ketidaksempurnaan mereka sendiri. Orang cerdas memahami bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan justru ketidaksempurnaan itulah yang membuat seseorang berkembang.

Psikolog Dr. Judith Tutin menjelaskan bahwa standar kesempurnaan yang terlalu tinggi bisa menyebabkan perasaan bersalah, rendah diri, dan bahkan ketakutan untuk mencoba hal-hal baru. Sebaliknya, menerima diri apa adanya akan meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan mental.

Orang cerdas tidak berusaha menjadi sempurna, melainkan menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.

Baca juga: Mengungkap Sisi Psikologi di Balik Sikap Arogan dan Dampaknya

6. Kritik dan Umpan Balik Negatif

Mereka tidak tersinggung atau marah ketika menerima kritik. Sebaliknya, mereka melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Psikolog Carol Dweck dalam teorinya tentang fixed mindset dan growth mindset menjelaskan bahwa orang dengan pola pikir berkembang percaya bahwa kecerdasan dan keterampilan dapat dikembangkan. Mereka tidak takut mencoba hal baru atau menghadapi tantangan karena mereka tahu bahwa proses belajar membutuhkan kesalahan.

Orang cerdas menerima kritik dengan lapang dada dan menggunakannya untuk memperbaiki diri.

7. Tugas Sehari-hari yang Membosankan

Mereka tidak mengeluh tentang pekerjaan rumah tangga atau tugas rutin lainnya. Mereka memahami bahwa hal-hal ini adalah bagian dari kehidupan dan harus dilakukan.

Penelitian dari Princeton University Neuroscience Institute menunjukkan bahwa lingkungan yang berantakan dapat menghambat kemampuan otak untuk fokus. Dengan menyelesaikan tugas sehari-hari secara rutin, mereka menciptakan ruang kerja dan hidup yang lebih produktif.

Baca juga: 15 Hal yang Tidak Akan Dilakukan Orang Berkelas di Media Sosial Menurut Psikologi

8. Pendapat Orang Lain

Mereka tidak terlalu peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain tentang mereka. Orang cerdas menyadari bahwa tidak semua orang akan setuju atau menyukai mereka, dan itu adalah hal yang wajar.

Psikolog Dr. Pria Alpern menjelaskan bahwa ketergantungan pada validasi eksternal bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental, seperti menyebabkan kecemasan dan rendah diri.

Orang cerdas lebih fokus pada nilai dan keyakinan mereka sendiri, bukan pada ekspektasi orang lain.

9. Tantangan Tak Terduga

Hidup penuh dengan tantangan yang tidak terduga, tetapi mereka yang cerdas tidak mengeluh tentang itu. Mereka melihat setiap tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan menemukan solusi.

Menurut Dr. Cortney Warren, orang yang hidup secara autentik lebih bahagia dan puas dengan hidup mereka. Mereka tidak takut menghadapi tantangan, karena mereka tahu bahwa pengalaman sulit akan membantu mereka menjadi lebih kuat.

10. Berjalannya Waktu

Orang cerdas tidak mengeluh tentang waktu yang terus berjalan. Mereka tidak terjebak dalam penyesalan masa lalu atau kecemasan akan masa depan, melainkan fokus pada saat ini.

Menurut The Gottman Institute, kesadaran penuh (mindfulness) membantu seseorang mengatur emosi dan menjalani hidup dengan lebih bahagia. Dengan tetap hadir di momen sekarang, orang cerdas bisa menikmati hidup dengan lebih baik.

Baca juga: Ternyata Ini Penyebab Orang Sulit untuk Berubah Menurut Psikologi

Orang yang benar-benar cerdas memahami bahwa mengeluh tidak membawa manfaat apa pun. Mereka menerima realitas dengan lapang dada, fokus pada solusi, dan terus berkembang. Daripada terjebak dalam emosi negatif, mereka memilih untuk mengambil tindakan dan melihat setiap situasi dari sudut pandang yang lebih positif. Dengan menerapkan pola pikir ini, kita semua bisa belajar menjadi lebih bijaksana dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Penulis :
Latisha Asharani