
Pantau.com - Kaum lansia yang mengalami kesulitan untuk tetap terjaga di siang hari memiliki resiko empat kali lebih besar untuk terkena stroke, demikian dikatakan para peneliti Amerika Serikat.
Mereka juga menemukan resiko yang lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung dan sejumlah penyakit lain yang memiliki kaitan dengan pembuluh darah jantung bagi mereka yang tidur pada siang hari tanpa melakukan kegiatan apapun.
Peneliti melakukan studi dengan melibatkan 2.153 kaum lanjut usia dengan kisaran umur 73 tahun mengalami resiko stroke 2,6 lebih tinggi di antara lansia yang melakukan tidur siang hari dibandingkan dengan lansia yang tidak tidur pada siang hari.
Baca Juga: Infografis 5 Negara dengan Populasi Orang Lanjut Usia Terbanyak
Mereka yang secara sadar melakukan tidur siang setiap hari memiliki resiko 4,5 lebih tinggi untuk terkena stroke.
Hasil penelitian tersebut disiarkan pada pertemuan Persatuan ahli Stroke Amerika Serikat di New Orleans, dan menjadi yang pertama kalinya mencoba menelaah hubungan antara tidur siang dengan gangguan pembuluh darah jantung serta stroke.
Penelitian lainnya juga menemukan bahwa para lansia yang mengalami gangguan berupa tidur pulas seperti mendengkur pada malam hari dan mengalami kondisi berhentinya pernafasan juga memiliki resiko tinggi untuk terkena stroke.
Para peneliti malakukan uji coba dengan menanyakan pada para lansia seberapa sering mereka tertidur dalam situasi tertentu misalnya saat menonton televisi atau duduk tenang setelah makan.
Dari hasil uji coba tersebut peneliti menemukan sebanyak 44 persen lansia tidak tertidur sama sekali, 47 persen tertidur untuk waktu pendek, sedangkan 9 persen tertidur pulas.
Setelah berselang 2,5 tahun mereka kembali memeriksa berapa banyak yang lansia yang terkena stroke atau penyakit gangguan pembuluh darah jantung misalnya serangan jantung.
Mereka menemukan sebanyak 40 orang mengalami stroke dan 127 lainnya mengalami penyakit gangguan pembuluh darah jantung dengan segala resikonya.
Baca Juga: Masalah Kulit Pada Lansia dari yang Ringan Hingga Butuh Penanganan
Para peneliti menemukan para lansia yang mengalami kesulitan paling hebat untuk tetap terbangun pada siang hari mengalami resiko stroke yang paling tinggi namun kejutan yang paling besar adalah di kalangan mereka yang tidur siang masuk kelompok sedang.
Peneliti mengatakan masih belum jelas apa kaitan antara rasa kantuk siang hari atau tertidur mendengkur dengan disertai berhentinya kondisi bernafas pada saat tidur di malam hari dengan meningkatnya resiko terkena stroke.
Untuk menghindari hal buruk terjadi, peneliti menyarankan agar mereka para lansia rutin melakukan kegiatan kecil di siang hari seperti aerobik dengan gerakan yang ringan karena dapat membantu mereka terhindar dari stroke bahkan yang menderita penyakit jantung atau diabetes.
- Penulis :
- Kontributor NPW