
Pantau - Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) mengungkapkan potensi kenaikan tarif internet di berbagai daerah Tanah Air dan sejumlah tantangan pembentangan jaringan di seluruh Indonesia.
Ketua Umum Apjatel Jerry Mangasas Swandy mengatakan, beberapa daerah berencana menerapkan biaya sewa jaringan. Hal itu yang dinilai memberatkan penyedia jaringan telekomunikasi.
"Beberapa daerah yang kita sinyalir dan juga menerapkan adanya biaya sewa jaringan yang sedikit menyulitkan kita, terhadap besaran kesiapan opex dan capex-nya kita," ucap Jery kepada wartawan di Jakarta, Rabu (10/5/2022).
"Contoh sebagai fenomena beberapa tahun lalu itu dimulai dengan adanya sewa jaringan di Surabaya. Itu bervariasi ya, saya sampaikan secara umum, itu mulai dari Rp5.000 - Rp15.000 per meter. Jadi, bisa dibayangkan itu diterapkan lewat regulasi dan memang perlu dibicarakan," lanjutnya.
Menurut Jerry, bagi penyelenggara jaringan telekomunikasi semestinya dibebaskan biaya sewa seperti yang terjadi pada sektor lainnya, karena layanan internet sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat layaknya listrik dan air.
Jerry meminta penyelenggara jaringan telekomunikasi harus sama dalam hal pelayanan, sesuai amanat Pasal 33 UU 1945. Kondisi ini, katanya, terjadi di beberapa kota besar di Indonesia.
Dampak yang terjadi bila aturan tersebut diterapkan, maka akan terdampak potensi naiknya tarif internet di sejumlah daerah yang membebankan biaya sewa jaringan kepada penyedia jaringan telekomunikasi.
"Ada potensi tarif internet naik. Contohnya di DKI Jakarta ada penerapan biaya tertentu terhadap SJUT. Artinya, berarti ada respon positif dari asosiasi yang sedang berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk pemprov dan pemerintah kabupaten/kota, termasuk ke semua elemen," katanya.
Ketua Umum Apjatel Jerry Mangasas Swandy mengatakan, beberapa daerah berencana menerapkan biaya sewa jaringan. Hal itu yang dinilai memberatkan penyedia jaringan telekomunikasi.
"Beberapa daerah yang kita sinyalir dan juga menerapkan adanya biaya sewa jaringan yang sedikit menyulitkan kita, terhadap besaran kesiapan opex dan capex-nya kita," ucap Jery kepada wartawan di Jakarta, Rabu (10/5/2022).
"Contoh sebagai fenomena beberapa tahun lalu itu dimulai dengan adanya sewa jaringan di Surabaya. Itu bervariasi ya, saya sampaikan secara umum, itu mulai dari Rp5.000 - Rp15.000 per meter. Jadi, bisa dibayangkan itu diterapkan lewat regulasi dan memang perlu dibicarakan," lanjutnya.
Menurut Jerry, bagi penyelenggara jaringan telekomunikasi semestinya dibebaskan biaya sewa seperti yang terjadi pada sektor lainnya, karena layanan internet sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat layaknya listrik dan air.
Jerry meminta penyelenggara jaringan telekomunikasi harus sama dalam hal pelayanan, sesuai amanat Pasal 33 UU 1945. Kondisi ini, katanya, terjadi di beberapa kota besar di Indonesia.
Dampak yang terjadi bila aturan tersebut diterapkan, maka akan terdampak potensi naiknya tarif internet di sejumlah daerah yang membebankan biaya sewa jaringan kepada penyedia jaringan telekomunikasi.
"Ada potensi tarif internet naik. Contohnya di DKI Jakarta ada penerapan biaya tertentu terhadap SJUT. Artinya, berarti ada respon positif dari asosiasi yang sedang berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk pemprov dan pemerintah kabupaten/kota, termasuk ke semua elemen," katanya.
- Penulis :
- Sofian Faiq